Persilangan Cabai Merah Tahan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum acutatum)

  • Kirana R
  • Kusmana K
  • Hasyim A
  • et al.
N/ACitations
Citations of this article
89Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Perakitan varietas cabai tahan penyakit antraknosa relatif memerlukan waktu yang lama, tetapi varietas tahan antraknosa tetap penting  diwujudkan sebagai kontribusi bidang pemuliaan tanaman untuk menurunkan tingkat pemakaian pestisida oleh petani, menjaga keseimbangan lingkungan, dan menyediakan produk yang aman bagi konsumen. Penelitian ini bertujuan menyeleksi tetua tahan antraknosa dan mengetahui keberhasilan persilangan antara tetua tahan dengan varietas Balitsa yaitu Kencana dan Tanjung-2 dalam rangka memperluas keragaman genetik ketahanan terhadap antraknosa sebagai bahan dasar untuk program seleksi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikologi dan Rumah Kasa Balai Penelitian Tanaman Sayuran dari bulan Januari-Juli 2013. Penelitian dibagi menjadi dua tahap, tahap pertama adalah pemilihan tetua di laboratorium mikologi dan tahap kedua adalah  persilangan antara tetua tahan dan tetua rentan di rumah kasa. Penelitian dibagi menjadi dua tahap, tahap pertama ialah pengujian ketahanan enam tetua di laboratorium mikologi yang didisain menggunakan  rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat ulangan. Tahap kedua adalah persilangan antara tetua tahan dan tetua rentan di rumah kasa, tetua betina dan jantan ditanam menggunakan RAL faktorial dengan lima ulangan. Faktor pertama ialah tetua betina yang terdiri atas dua varietas yaitu Kencana dan Tanjung-2, dan faktor kedua adalah tetua jantan yang terdiri atas empat genotip hasil introduksi yaitu AVPP 0207, AVPP 0407, PP 0537–7558, dan Perisai. Berdasarkan hasil pengujian tingkat ketahanan terhadap antraknosa di laboratorium, AVPP 0207 dan Perisai diketahui tahan terhadap antraknosa ( Colletotrichum acutatum). Persilangan empat tetua jantan donor tahan antraknosa dengan dua tetua betina varietas Balitsa (Kencana dan Tanjung-2) telah dilaksanakan tanpa adanya barrier. Keberhasilan persilangan dan pembentukan biji sangat dipengaruhi oleh tetua betina dan tidak dipengaruhi oleh tetua jantan. Kisaran keberhasilan persilangan antara 37,16–67,64%, sedangkan benih bernas yang dihasilkan bervariasi antara 269–784 benih per tanaman. Daya berkecambah benih hasil persilangan berkisar antara 68–96%. Persilangan dengan tetua betina Kencana menghasilkan persentase benih baik yang lebih tinggi dengan kualitas benih yang lebih baik dibandingkan dengan persilangan menggunakan Tanjung-2 sebagai tetua betina. Penelitian ini perlu dilanjutkan untuk mengetahui penampilan fenotipik dan status ketahanan terhadap antraknosa generasi F1.

Cite

CITATION STYLE

APA

Kirana, R., Kusmana, K., Hasyim, A., & Sutarya, R. (2016). Persilangan Cabai Merah Tahan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum acutatum). Jurnal Hortikultura, 24(3), 189. https://doi.org/10.21082/jhort.v24n3.2014.p189-195

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free