Pembangkit listrik yang terdapat di Indonesia sebagian besar menggunakan sumber daya tidak terbarukan untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat atau industri seperti batu bara. Permasalahan krisis ini mengharuskan untuk mencari alternatif bahan bakar untuk mengantikan batu bara atau setidaknya mengurangi pemakaian batu bara. Salah satunya menggunakan bahan bakar biomassa dengan menerapkan metode co-firing. Tujuan proses co-firing dilakukan guna meningkatkan energi termal pada boiler, maka dari itu diharapkan dapat menaikkan nilai tara kalor bahan bakar boiler. Penerapan kajian menggunakan metode komparatif analisis yang akan membandingkan heat rate (tara kalor) menggunakan metode co-firing dengan heat rate (tara kalor) tanpa menggunakan metode co-firing. Hasil analisis menunjukkan dampak penambahan limbah biomassa sebagai bahan bakar boiler mengakibatkan heat rate (tara kalor) dengan co-firing meningkat 19810,41 kkal/kWh dibandingkan saat tanpa co-firing 19207,08 kkal/kWh yang nilai selisihnya 603,33 kkal/kWh. Pengujian ini juga mempengaruhi kandungan karbonnya yang meningkat dari 57,62% menjadi 57,88%, sedangkan pada total sulfur dari 0,20% menjadi lebih rendah sebesar 0,19%.
CITATION STYLE
Yurisman, N., & Arizona, R. (2022). Dampak penambahan limbah biomassa cangkang kelapa sawit sebagai bahan bakar boiler terhadap heat rate dengan metode co-firing. Jurnal Teknik Mesin Indonesia, 17(2), 35–41. https://doi.org/10.36289/jtmi.v17i2.317
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.