Bali as one of the cities with the fourth rank has the largest number of elderly people in Indonesia. Religious, social and cultural life has a very strong influence on the quality of life of the elderly. The purpose of this study was to describe the quality of life of the elderly in Gianyar, Bali. This study uses a phenomenological qualitative approach with data collection techniques, interviews and observations. The subjects involved in this study were eight elderly individuals, eight subjects consisted of 4 men and 4 women, aged 60-70 years, with low educational status. The majority of participants have a partner (married), and still have a job as a daily activity. five out of eight elderly felt that the income they earned was sufficient to meet their daily needs, while three elderly felt that the income they earned could not meet their daily needs. The results of this study illustrate that eight elderly people have been able to achieve a quality life in 6 aspects, namely social relationships (active in social life); psychological well-being (positive feelings, self-worth); spiritual (gratitude), independence (organize and decide on their own activities, be financially independent); self-empowerment (beneficial for others. involved in decision making for family or community); environment (facilities and infrastructure or health care facilities). Meanwhile, one other aspect, namely physical health is defined as a condition of the body that is not fit and visual disturbances are often sick, so that it is perceived that their life is less qualified. Bali sebagai salah satu kota dengan peringkat keempat yang memiliki jumlah penduduk lansia terbanyak di Indonesia. Kehidupan beragama, sosial dan budaya yang sangat kuat mempengaruhi kualitas kehidupan lansia. Tujuan Penelitian ini untuk mendeskripsikan kualitas kehidupan lansia di Gianyar, Bali. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi dengan teknik pengumpulan data wawancara dan observasi. Subyek yang terlibat dalam penelitian in adalah delapan individu lansia, delapan subyek terdiri dari 4 orang laki–laki dan 4 perempuan, berusia antara 60-70 tahun, dengan status pendidikan yang rendah. Mayoritas partisipan memiliki pasangan (menikah), serta masih memiliki pekerjaan sebagai aktivitas kesehariannya. Lima dari delapan lansia merasakan bahwa penghasilan yang didapatkan cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari sedangkan tiga lansia merasa bahwa penghasilan yang didapatkan kurang dapat memenuhi kebutuhannya. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa delapan lansia telah mampu mencapai kehidupan yang berkualitas pada 6 aspek yaitu hubungan sosial (aktif dalam kehidupan bermasyarakat); kesejahteraan psikologis (perasasan positif, keberhargaandiri); spiritual (rasa syukur), kemandirian (mengatur dan memutuskan aktivitas sendiri, mandiri secara finansial); pemberdayaan diri (bermanfaat untuk orang lain. dilibatkan dalam pengambilan keputusan untuk keluarga atau masyarakat); lingkungan (sarana dan prasarana atau fasilitas perawatan kesehatan). Sementara satu aspek lainnya, yakni kesehatan fisik dimaknai dengan keadaan tubuh yang kurang fit dan gangguan penglihatan sering sakit, sehingga dipersepsikan kehidupannya kurang berkualitas.
CITATION STYLE
Wardani, N. P. S., & Dewi, F. I. R. (2020). GAMBARAN KUALITAS KEHIDUPAN LANSIA DI GIANYAR BALI. Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, Dan Seni, 4(2), 383. https://doi.org/10.24912/jmishumsen.v4i2.8254.2020
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.