Kabupaten Manggarai Barat di Provinsi Nusa Timur (NTT) menjadi salah satu tulang punggung sektor pariwisata nasional tatakala Labuan Bajo, salah satu dari 10 destinasi pariwisata prioritas 2016. Pembangunan pariwisata dikembangkan sebagai sektor yang menjanjikan pendapatan besar bagi negara terlebih di daerah yang memiliki sumber daya alam dan budaya yang melimpah. Disisi lain pemerintah Kabupaten Manggarai Barat terus berpacu agar peluang emas yang dimiliki agar dinamika pariwisata daerah dapat memberikan dampak pada perkembangan dan pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan masyarkat lokal, baik dalam bidang Produk Kreatif, Direktorat Industri Kreatif Musik, dan Seni Pertunjukan. Pendekatan arsitektrur neo-vernacular digunakan dalam perancangan creatiive hub dan metode Perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan menggunakan penelitian kualitatif dengan mengumpulkan dan mencatat data secara detail dari berbagai masalah yang berhubungan dengan objek rancangan. Hasil penerapan dari arsitektur neo-vernacular pada bentuk fasad, bentuk atap, material dan zonasi ruang. Sehingga creative hub membuka lapangan pekerjaan bagi pelaku kreatif dan juga menjadi tempat untuk pelestarian dan pengembangan budaya Manggarai, dan juga menjadi destinasi wisata baru di Kota Labuan Bajo, Kab Manggarai Barat.
CITATION STYLE
Songko, A. J., & Setyawai, E. (2023). Pendekatan Arsitektur Neo-Vernacular Dalam Perancangan Creative Hub Untuk Aktivitas Masyarakat Di Kabupaten Manggarai Barat. Archvisual: Jurnal Arsitektur Dan Perencanaan, 2(2), 93–100. https://doi.org/10.55300/archvisual.v2i2.1589
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.