Pterigium berasal dari bahasa Yunani, yaitu pteron, yang berarti sayap. Pterigium adalah tumbuhnya jaringan fibrovaskular yang abnormal dengan bentuk segitiga dari konjungtiva yang meluas ke kornea. Ini merupakan gangguan proliferatif dari permukaan okular, yang disebabkan oleh remodeling jaringan ikat dan angiogenesis yang menyebabkan proliferasi fibrovaskular. Jurnal ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang faktor resiko dan manajemen pterigium pada penduduk daerah pesisir. Pekerjaan sebagai petani/nelayan/ buruh mempunyai prevalensi pterigium tertinggi yaitu 15.8%. Faktor resiko pterigium yang paling berpengaruh terhadap masyarakat pesisir adalah pekerjaannya sebagai seorang nelayan, dan juga berada pada area ekuator yang merupakan area dengan paparan sinar matahari yang tinggi, hal ini dapat memicu terjadinya pterigium. Pekerjaan sebagai seorang nelayan yang dilakukan selama bertahun-tahun dan berjam-jam, yang rata-rata berkisar 7 jam keatas untuk paparan terhadap sinar matahari langsung juga dapat memicu terjadinya pterigium. Manajemen pterigium yang dapat dilakukan yaitu pemberian obat tetes mata untuk mengurangi keluhan, kemudian melakukan tindakan operasi atau pembedahan dengan menggunakan teknik eksisi yaitu baresclera, Conjunctival autograft technique, dan Amniotic membrane grafting. Tingkat kekambuhan yang tinggi terkait komplikasi pascaoperasi sering terjadi dengan demikian manajemen medis tambahan telah dimasukkan dalam perawatan bedah pterigium yaitu mitomycin C, anti-VEGF, 5-fluorouracil (5-FU) dan loteprednol etabonate.
CITATION STYLE
Nazhifah, N., & Kadriyan, H. (2022). FAKTOR RESIKO DAN MANAJEMEN PTERIGIUM PADA PENDUDUK DAERAH PESISIR. JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN SAINS, 3(3), 98–103. https://doi.org/10.51673/jips.v3i3.1184
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.