Kelompok Wanita Tani (KWT) Srikandi merupakan KWT yang mengolah produk jahe merah instan. Dalam pengolahan jahe merah instan tersebut dihasilkan limpah pati jahe sekitar 7,7% b/b. selama ini pati jahe hanya dibuang dan tidak dimanfaatkan. Oleh karena itu perlu dilakukan pelatihan untuk memberikan pengetahuan mengenai pemanfaatan pati jahe menjadi berbagai produk olahan pangan. Selain itu produk yang dihasilkan oleh KWT ini baru satu jenis produk yaitu jahe merah instan, oleh karena itu juga perlu dilakukan inovasi produk olahan jahe menjadi permen jahe. Pati jahe dapat dimanfaatkan sebagai filler dalam pembuatan permen jahe. Kegiatan pengabdian masysarakat dilakukan melalui metode ceramah, praktek pembuatan dan penilaian produk serta diskusi. Setelah dilakukan pelatihan pemanfaatan limbah pati jahe terdapat peningkatan pengetahuan peserta pelatihan mengenai pemanfaatan pati jahe sebagai filler dalam pembuatan permen jahe. Sebagian besar peserta sudah mengetahui bahwa pati jahe dapat diolah menjadi berbagai produk pangan. Setelah dilakukan pelatihan pembuatan permen jahe, peserta lebih menyukai permen jahe yang bertekstur lebih kenyal yang dibuat dari ekstrak jahe 50 gram dengan perbandingan gula pasir dan gula cair 100:50 (v/v) dengan penambahan pati 10 gram dengan rata-rata skor kesukaan 4,21 (suka), sebesar 80% peserta yakin dapat membuat permen jahe sendiri.
CITATION STYLE
Ngatirah, N., Nurjanah, D., Dharmawati, N. D., & Suparman, S. (2023). Pelatihan Pemanfaatan Limbah Pati Jahe Merah Sebagai Filler dalam Pembuatan Permen Jahe di KWT Srikandi. Surya Abdimas, 7(1), 43–52. https://doi.org/10.37729/abdimas.v7i1.2340
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.