Mesothelioma akibat inhalasi debu asbes

  • Samara T
  • Fitriyani M
  • Safitri P
  • et al.
N/ACitations
Citations of this article
80Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Mesothelioma adalah kanker yang berkembang mengenai lapisan paru-paru, adomen, atau jantung. Risiko mesothelioma tidak turun dari waktu kewaktu setelah paparan asbes berhenti. Sebanyak 80% mesothelioma disebabkan oleh inhalasi debu asbes. Masa laten mesothelioma dapat terjadi 10 sampai 50 tahun. Mesothelioma pleura adalah mesothelioma yang paling sering ditemukan dengan gejala sesak nafas, batuk kering, nyeri dada, hemoptoe, mudah lelah, demam disertai keringat terutama malam hari, berat badan menurun, dan efusi pleura. Standar penegakan diagnosis mesothelioma pleura dapat dilakukan dengan beberapa pilihan pemeriksaan antara lain rontgen thoraks, Computed Tomography (CT) Scan, Positron-Emission Tomography (PET) Scan, atau Magnetic Resonance Imaging (MRI). Terapi mesothelioma terutama pada mesothelioma pleural dapat dilakukan pembedahan, kemoterapi, radioterapi atau kombinasi dari keduanya atau lebih atau yang disebut sebagai terapi multimodal. Prognosis untuk kanker mesothelioma umumnya buruk dan banyak pasien yang hidup kurang dari satu tahun.

Cite

CITATION STYLE

APA

Samara, T. D., Fitriyani, M., Safitri, P., Shahnaz, P., Sabrina, I., & Maisarah, S. (2020). Mesothelioma akibat inhalasi debu asbes. Jurnal Biomedika Dan Kesehatan, 3(4), 193–200. https://doi.org/10.18051/jbiomedkes.2020.v3.193-200

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free