Sebagai salah satu bentuk peristiwa traumatis, kekerasan seksual masa kecil menghilangkan kesadaran penyintas sehingga beberapa penyintas tidak bersedia untuk mencari, memberi perhatian, dan mengikuti proses pemulihan. Namun, kesadaran penyintas kekerasan seksual itu bisa didapatkan kembali. Pertanyaan yang ingin dijawab dalam artikel ini adalah pendekatan apa, secara psikologis dan teologis, yang dapat digunakan gereja, sebagai pendamping bagi mereka, untuk menemukan kembali kesadaran penyintas? Artikel ini akan menjawab pertanyaan tersebut melalui sudut pandang psikologi Judith Herman mengenai kekerasan seksual masa kecil, sudut pandang teologi Shelly Rambo mengenai “luka” pasca peristiwa traumatis. Pada bagian akhir, saya memperkenalkan sebuah pendekatan berbasis teopoetika kesaksian sebagai basis bagi gereja untuk melakukan pendekatan pada penyintas kekerasan seksual masa kecil, yaitu menghampiri penyintas kekerasan seksual masa kecil, membuka diri untuk melihat berbagai luka yang muncul, merespons berbagai kesaksian penyintas yang mengandung luka peristiwa traumatis, serta membuka pembicaraan lebih lanjut mengenai realitas penyintas melalui pelayanan firman. Pendekatan ini membuka kemungkinan bagi penyintas untuk menjalani proses pemulihan.
CITATION STYLE
Panggabean, N. (2023). Touching Wounds and Surfacing Wounds. SANCTUM DOMINE: JURNAL TEOLOGI, 12(2), 215–236. https://doi.org/10.46495/sdjt.v12i2.176
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.