Budidaya tanaman sistem terapung dapat menjadi salah satu altenatif solusi yang dapat dikembangkan di lahan tergenang. Pembibitan padi dan budidaya sayuran terapung dapat dilakukan di lahan rawa lebak selama periode banjir. Secara kearifan lokal, pembibitan padi terapung sudah dilakukan oleh para petani di Pemulutan, Sumatera Selatan menggunakan rumput rawa Scleria poaeformis, namun cara pembibitan tersebut mulai ditinggalkan seiring dengan menurunnya ketersediaan rumput rawa tersebut. Penggunaan rakit alternatif berbahan utama botol plastik bekas menjadi alternatif yang dapat diterapkan petani untuk mempertahankan pembibitan padi terapung. Pembibitan terapung menggunakan rakit botol plastik bekas memiliki keunggulan diantaranya tidak perlu penyiraman secara manual, benih yang digunakan sedikit, rakit dapat digunakan berulang, sedikit terserang hama ulat dan biaya pembuatan rakit murah. Selain pembibitan padi, kegiatan budidaya sayuran daun seperti sawi hijau juga dapat dilakukan. Sawi hijau hanya membutuhkan waktu kurang lebih 25 hari sejak bibit pindah tanam sehingga petani dapat panen berkali selama periode banjir. Dari hasil diseminasi yang dilakukan, diketahui bahwa terdapat ketertarikan yang tinggi petani untuk melakukan budidaya tanaman terapung dengan alasan diantaranya yaitu cara budidayanya praktis, pertumbuhan dan hasil baik, dan menjadi alternatif bagi petani untuk tetap dapat melakukan budidaya tanaman walaupun dalam kondisi lahan banjir yang berpotensi menambah pendapatan petani. Kata Kunci: budidaya terapung, pembibitan padi, sawi hijau, rawa lebak
CITATION STYLE
Siaga, E., & Lakitan, B. (2021). PEMBIBITAN PADI DAN BUDIDAYA SAWI HIJAU SISTEM TERAPUNG SEBAGAI ALTERNATIF BUDIDAYA TANAMAN SELAMA PERIODE BANJIR DI LAHAN RAWA LEBAK, PEMULUTAN, SUMATERA SELATAN. ABDIMAS UNWAHAS, 6(1). https://doi.org/10.31942/abd.v6i1.4424
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.