Masyarakat sering menyebut seseorang yang belum menikah dengan sebutan lajang. Melajang merupakan kondisi di mana seorang laki-laki/perempuan belum dan tidak melangsungkan pernikahan. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami pengalaman seorang wanita dewasa madya yang masih melajang. Metode analisis yang digunakan adalah interpretatative phenomenological analysis (IPA). Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan wawancara semi terstruktur. Pemilihan subjek penelitian ditentukan secara purposive dan diperoleh 3 wanita dewasa madya yang belum menikah sebagai responden. Terdapat dua tema besar yang ditemukan dalam penelitian ini: (1). Pertimbangan tidak menikah, (2). Problematika hidup tanpa pasangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wanita dewasa madya yang masih melajang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, pekerjaan dan tidak memperoleh jodoh. Wanita dewasa madya yang melajang karena merasa belum menemukan jodoh cenderung masih mengharapkan pernikahan ditandai dengan aktif mencari pasangan. Sebaliknya wanita dewasa madya yang belum menikah karena telah memutuskan untuk tidak menikah, dirinya benar-benar menikmati kehidupan melajangnya. Selain itu ditemukan dampak positif dan negatif dari melajang yaitu, dampak positif: seperti merasakan kebebasan, dan tidak adanya tuntutan dalam keluarga, sedangkan dampak negatifnya: merasa malu dan minder.
CITATION STYLE
Pratama, L. A. jati, & Masykur, A. M. (2020). Interpretative Phenomenological Analysis Tentang Pengalaman Wanita Dewasa Madya yang Masih Melajang. Jurnal EMPATI, 7(2), 745–754. https://doi.org/10.14710/empati.2018.21707
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.