Perkembangan llmu-Ilmu Sosial di Asia termasuk di dalamnya di Indonesia dalam waktu yang lama berada dalam pengaruh, dominasi serta mengadopsi ilmu-ilmu sosial yang berkembang di Eropa atau Amerika. Kondisi yang demikian sudah berlangsung dalam waktu yang sangat lama lebih dari satu abad, jauh sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945. Kondisi perkembangan Ilmu Sosial yang demikian telah mengundang beberapa intelektual di Asia dan juga Indonesia, untuk mempertanyakan sekaligus mencari jalan keluar, kondisi perkembangan Iimu Sosial yang memprihatinkan, dari suatu kondisi ketidakberdayaan-ketergantungan (captive mind) dengan ilmu-ilmu Sosial Barat. Solusi yang dapat ditawarkan untuk menghadapi kondisi tersebut ialah pentingnya ikhtiar untuk membangun suatu diskursus alternative Ilmu-Ilmu Sosial, di luar arus besar diskursus Ilmu-limu sosial Barat. Dari diskursus alternatif inilah kemudian muncul berbagai gagasan kritis tentang pentingnya melakukan indigeneousasi Ilmu-Ilmu Sosial, salah satunya, muncul gagasan pentingnya Ilmu Sosial Profetik (ISP). Langkah strategic berikutnya adalah bagaimana menurunkan gagasan Indigeneousisasi, Ilmu Sosial Profetik, pada tataran yang lebih institusional dan kurikulum, praxis.Tulisan ini berusaha untuk memberikan kontribusi pemikiran atau semacam konsepsi tentang urgensi Prophetic Political Education sebagai bagian dari langkah untuk melahirkan perspektif teoritis yang sesuai dengan konteks kelndonesian serta berusaha keluar dari dominasi perspektif teori-teori Barat atau Eropa sentris. Kata kunci: Pendidikan Profetik, Indigeneousasi, Ilmu Sosial
CITATION STYLE
* N. (2015). DARI DISKURSUS ALTERNATIF MENUJU INDIGENEOUSAS I ILMU SOSIAL INDONESIA: TEORITISASI “PROPHETIC POLITICAL EDUCATION.” SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, 9(2). https://doi.org/10.21831/socia.v11i02.3622
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.