Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan ujaran penderita Afasia Motorik karena Stroke melalui klasifikasi ujaran penderita Afasia motorik dalam tataran morfologi dengan analisis ujaran berdasarkan proses morfologis bahasa Indonesia. Tataran dalam bidang sintaksis yaitu dengan cara klasifikasi ujaran penderita Afasia Motorik karena stroke ke dalam fungsi sintaksis dan hubungan fungsional antarkata/frase dalam klausa atau kalimat. Metode pengumpulan data pada tulisan ini menggunakan metode simak (observasi) dan dibantu dengan teknik rekam, teknik catat, dan teknik pustaka. Metode yang digunakan dalam tulisan ini bersifat deskriptif kualititatif. Informan yang yang terdapat dalam tulisan ini terdiri dari enam, yaitu PAMS1, PAMS2, PAMS3, PAMS4, PAMS5, dan PAMS6. Data yang diperoleh kemudian ditranskripsikan dan dianalisis berdasarkan klasifikasinya. Hasil dari analisis data ini menunjukkan bahwa penderita Afasia motorik mengalami gangguan bahasa dalam tataran morfologi dan sintaksis bahasa Indonesia. Dalam ranah morfologi PAMS sulit mengujarkan dan bahkan menghilangkan prefiks –ber, -men, dan –ter. Pada infiks PAMS menghilangkan sisipan –em, dan –er. Pengujaran kata yang tergolong ke dalam proses reduplikasi dan komposisi dapat diucapkan, akan tetapi PAMS melesapkan atau menghilangkan reduplikasi dengan pembubuhan afiks dan sulit mengucapkan fonem bunyi [r]. Kemampuan dalam tataran sintaksis PAMS belum dapat mengucapkan unsur-unsur kalimat yang menduduki fungsi S, P, O dan hanya mampu mengucapkan fungsi Ket. Kata kunci:Morfosintaksis, Afasia Motorik, Stroke, Neurolinguistik. AbstractThe research entitled "The speech of Motor Aphasia Patients caused by a Stroke in SMF Neurological Disease RSUD. Dr. Soetomo Surabaya (study case of Morphosyntax in Neurolinguistic Review" aimed to describe the speech of patients with motor aphasia due to stroke through the classification speech of patients with motor aphasia in morphology level with speech analysis based on the morphological process of Indonesian language. The stability in the field of syntax is by means of classification of speech sufferers of motor aphasia due to stroke into syntactic function and functional relationship between phrases/phrases in clauses or sentences. This research used a descriptive method. The data collection used observation which was assisted by recording, note-taking, and literature review techniques. The informants contained in this research consist of six patients are PAMS-1, PAMS-2, PAMS-3, PAMS-4, PAMS-5, and PAMS-6. The data obtained then transcribed and analyzed by their classification. The data analysis results indicated that patients with motor aphasia have language disorders in the morphology level and syntax of the Indonesian language. In terms of morphology PAMS was trouble to say and even remove prefixes -ber, -men, and -ter. From infix pronunciation, PAMS removes infix -em, and -er. The pronunciation of a classified word to process reduplication and composition can be pronounced, but PAMS distorts or eliminates reduplication by affix affixing and it is difficult to say the sound phoneme [r]. Ability in the syntactic level PAMS can not pronounce the elements of a sentence that occupies the function S, P, O and is only capable of pronouncing the function of Ket.Keywords: Morphosyntax, Motor Aphasia, Stroke, Neurolinguistic.
CITATION STYLE
Wulandari, S. (2020). UJARAN PENDERITA AFASIA MOTORIK KARENA STROK DI STAF MEDIS FUNGSIONAL PENYAKIT SARAF RSUD dr. SOETOMO SURABAYA (STUDI KASUS MORFOSINTAKSIS DALAM TINJAUAN NEUROLINGUISTIK). TELAGA BAHASA, 7(2), 217–230. https://doi.org/10.36843/tb.v7i2.168
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.