Perilaku kekerasan merupakan masalah keperawatan yang paling sering ditemukan dan menjadi alasan utama dibawa ke RSJ, dan sebagai indikator penentuan indikasi perawatan dilakukan dengan penilaian PANSS-EC. Penanganan pasien perilaku kekerasan yang tidak efektif berdampak pada keselamatan pasien, perawat dan lingkungan sekitarnya. Salah satu upaya penanganan pasien perilaku kekerasan adalah dengan restrain ekstremitas atau isolasi. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui efektifitas restrain esktremitas dan isolasi terhadap skor PANSS-EC pasien perilaku kekerasan di Ruang IPCU RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang. Desain penelitian menggunakan quassy experiment nonequivalent group control design dengan jumlah sampel sebanyak 32 responden yang diambil melalui teknik purposive sampling dan terbagi menjadi 2 kelompok yakni kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Data dikumpulkan menggunakan PANSS-EC. Data dianalisis menggunakan uji wilcoxon dan independent t test dengan α=0,05. Hasil penelitian didapatkan ada pengaruh yang signifikan restrain ekstremitas terhadap skor PANSS-EC pasien perilaku kekerasan (p=0,000; mean difference= 6,38) dan ada pengaruh yang signifikan isolasi terhadap skor PANSS-EC pasien perilaku kekerasan (p=0,000; mean difference= 7,44). Tidak ada perbedaan yang signifikan antara restrain ekstremitas dan isolasi (p=0,216). Restrain ekstremitas dan isolasi sama efektifnya dalam menurunkan skor PANSS-EC pasien perilaku kekerasan.
CITATION STYLE
Mawaddah, N., Syurandhari, D. H., Kusuma, Y. L. H., & Suryani, D. S. (2022). Efektifitas restrain ekstremitas dan isolasi dalam menurunkan skor PANSS-EC pasien perilaku kekerasan. Jurnal Keperawatan, 20(1), 12–21. https://doi.org/10.35874/jkp.v20i1.991
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.