Bioetanol merupakan sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan yang dapat mengatasi semakin menipisnya ketersediaan sumber minyak bumi di Indonesia dan mengurangi bertambahnya gas rumah kaca. Sampah organik dapat menjadi salah satu bahan baku pembuatan bioetanol karena ketersediaannya yang melimpah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi sampah organik yang diolah menjadi bioetanol. Penelitian ini menggunakan sampah sayur, sampah buah, dan sampah daun lalu difermentasi menggunakan ragi roti yang mengandung Saccharomyces c. Penambahan nutrien (urea dan NPK) dan waktu fermentasi selama 3 hari, 5 hari, dan 7 hari dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kadar etanol yang dihasilkan. Pembuatan bioetanol dilakukan dengan metode SSF (Simultaneous Saccharification and Fermentation) sehingga proses hidrolisis dan proses fermentasi terjadi secara simultan. Hasil penelitian dengan kadar etanol tertinggi sebesar 18,79 % dengan waktu fermentasi 5 hari dan penambahan urea 25 gr. Penambahan nutrien dan waktu fermentasi mempengaruhi kadar etanol yang dihasilkan.
CITATION STYLE
Nuraini, A. I., & Ratni, N. (2023). PENGARUH WAKTU DAN NUTRIEN PADA PROSES FERMENTASI SAMPAH ORGANIK MENJADI BIOETANOL DENGAN METODE SSF. Envirous, 1(2), 76–82. https://doi.org/10.33005/envirous.v1i2.40
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.