Suffering is a reality that is an inseparable part of human life. Every human being must experience suffering, including the servants of God. This research was conducted to discover the meaning of the example of suffering and patience based on James 5:7-11 and its implications for the ministry of God's servants today. Researchers use qualitative methods with a hermeneutic approach, by collecting data using literature related to the meaning of suffering, so that it can be easier to find the true meaning. From this research it can be concluded that suffering is seen as a means of education used by God, which is used to lead believers to faithfulness by instilling the value of patience, to test, purify man, or draw man closer to God's way.Penderitaan merupakan realitas yang menjadi bagian dari kehidupan yang tidak dapat terpisahkan dari manusia. Setiap manusia pasti mengalami yang namanya penderitaan, termasuk pula para hamba Tuhan. Penelitian ini dilakukan untuk menemukan makna teladan penderitaan dan kesabaran berdasarkan Yakobus 5:7-11 dan implikasinya bagi pelayanan hamba Tuhan masa kini. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan hermeneutika, dengan cara pengumpulan data menggunakan literatur yang berkaitan dengan makna penderitaan, sehingga dapat memudahkan untuk mencari makna yang sebenarnya. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penderitaan dipandang sebagai sarana pendidikan yang dipakai Tuhan, yang digunakan untuk menuntun orang percaya kepada kesetiaan dengan menanamkan nilai kesabaran, untuk menguji, memurnikan manusia, atau mendekatkan manusia kepada jalannya Tuhan.
CITATION STYLE
Gultom, E., Prabowo, Y. S., & Kusnandar, Y. T. (2023). Makna Teladan Penderitaan dan Kesabaran Berdasarkan Yakobus 5:7 11 dan Implikasi bagi Pelayanan Hamba Tuhan Masa Kini. Miktab: Jurnal Teologi Dan Pelayanan Kristiani, 3(1), 29. https://doi.org/10.33991/miktab.v3i1.487
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.