Patirthan merupakan salah satu warisan budaya masa lalu. Tulisan ini difokuskan pada empat patirthan yaitu Tirtha Empul, Pura Mengening, Gunung kawi, dan Goa Gajah. Keempat patirthan itu merupakan patirthan kuno yang masih difungsikan oleh masyarakat Bali hingga saat ini. Umumnya tinggalan masa lalu yang tersebar di Bali sebagian besar bersifat living monument. Artinya fungsi yang telah ada sejak masa lalu masih dipertahankan hingga sekarang meskipun ada perubahan-perubahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fungsi patirthan masa lalu dan masa kini. Metode yang digunakan ialah kajian pustaka, wawancara, dan observasi langsung. Adapun analisis yang digunakan ialah kualitatif dan komparatif. Berdasarkan hasil analisis dapat diperoleh bahwa fungsi patirthan yang sudah ada sejak dulu masih bertahan hingga sekarang dan ada juga fungsi tambahan di masing-masing patirthan. Adapun fungsi tersebut dapat dibagi menjadi tujuh jenis yaitu sebagai tempat upacara pemujaan, sumber air pelengkap upacara, tempat membersihkan diri (melukat), tempat tirthayatra (perjalanan ke tempat suci), sumber air untuk memohon tertentu (seperti kesuburan, keselamatan, awet muda, dan kesembuhan), tempat wisata, serta sumber air bagi masyarakat setempat untuk memenuhi keperluan sehari-hari.
CITATION STYLE
Purwanto, H. (2017). FUNGSI PATIRTHAN DI KABUPATEN GIANYAR, BALI. Siddhayatra, 22(1), 15. https://doi.org/10.24832/siddhayatra.v22i1.60
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.