Indonesia memiliki potensi perekonomian yang sangat baik. PwC menyatakan bahwa pada tahun 2050, Indonesia akan menjadi negara nomor empat terbesar di dunia. Namun dengan meningkatnya perekonomian, muncul juga masalah yaitu semakin tingginya utang masyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara financial self-efficacy dengan sikap terhadap utang pada dewasa awal (20-40 tahun) di Jabodetabek. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Pada pengumpulan data, peneliti menggunakan kuesioner sale of attitude to debt (SOATD) yang sudah di modifikasi dan memiliki 16 aitem, dan financial self-efficacy scale (FSES) yang sudah dilakukan dengan jumlah 6 aitem. Pada uji coba reliabilitas, diperoleh nilai 0.8 pada alat ukur financial self-efficacy,0.65 pada sikap anti terhadap utang, dan 0.696 pada sikap pro terhadap utang. Kuesioner ini disebarkan secara online melalui media sosial dan diisi oleh 303 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara financial self-efficacy terhadap sikap pro terhadap utang dengan nilai koefisien korelasi -0.347 dan tidak ada hubungan antara financial self-efficacy terhadap sikap anti terhadap utang dengan nilai koefisien korelasi 0.047. Saat dilakukan uji beda terhadap variabel demografis, terdapat perbedaan antara financial self-efficacy pada jenis kelamin dan juga pendapatan.
CITATION STYLE
Tanuwijaya, P., & Garvin, G. (2019). Financial Self-Efficacy Dan Sikap Terhadap Utang Pada Dewasa Awal. Psikostudia : Jurnal Psikologi, 8(2), 82. https://doi.org/10.30872/psikostudia.v8i2.3045
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.