Ketika kita membincang tentang seksualitas, sering disalahfahami sebagai bahasan yang hanya berbicara tentang seks. Padahal cakupan bahasan seksualitas lebih luas daripada sekedar soal seks yang lebih mengacu pada aspek biologis. Seksualitas ialah bagaimana seseorang mengalami, menghayati dan mengekspresikan diri sebagai makhluk seksual. Dengan kata lain tentang bagaimana seseorang menggunakan pikiran, menggunakan perasaan dan bertingkahlaku berdasarkan posisinya sebagai makhluk seksual. Konsep seksualitas akan berbeda sesuai tempat dan waktu, karena merupakan konsep dan kontruksi sosial terhadap nilai dan perilaku yang berkaitan dengan seks. Isu seksualitas diperbincangkan secara ambigu di dunia Muslim. Ia sering dibicarakan dengan penuh apresisasi, tetapi dalam waktu yang sama juga sangat tertutup dan konservatif. Tulisan ini bermaksud untuk memaparkan tentang seksualitas dalam perspektif Islam dengan landasan sumber dari Alquran, Hadis dan Fikih. Tulisan ini menunjukkan bahwa seksualitas dalam Islam dibentuk oleh nilai budaya dan agama. Nilai-nilai agama dalam Alquran, Hadis dan Fikih mewarnai pembentukan pandangan tentang apa yang boleh dilakukan atau tidak, berbagai keharusan, dan sikap yang dikembangkan sehubungan dengan peran jenis kelamin. Pandangan tentang seksualitas dalam Islam yang dijelaskan dalam ayat Alquran, Hadis dan Fikih sebenarnya begitu humanis dan sangat sejuk karena penuh empati kemanusiaan. Namun hal tersebut tidak banyak disosialisasikan di kalangan masyarakat Islam. Sebaliknya, pandangan yang banyak dijumpai atau pandangan dominan sangat bias nilai-nilai patriarki.
CITATION STYLE
Hannah, N. (2017). Seksualitas dalam Alquran, Hadis dan Fikih: Mengimbangi Wacana Patriarki. Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama Dan Sosial Budaya, 2(1), 45–60. https://doi.org/10.15575/jw.v2i1.795
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.