Selama ini survei hidrografi menggunakan multibeam echosounder selalu terfokus pada pengambilan data kedalaman dasar laut atau data batimetri. Selain data batimetri, multibeam echosounder dapat mengakuisisi jenis data lain yang selanjutnya dapat dianalisis dan diteliti lebih dalam lagi, salah satu contohnya adalah data kolom air. Data kolom air mampu memvisualisasikan obyek yang ada pada kolom air yang sebelumnya tidak dapat terlihat jika hanya menggunakan data batimetri saja. Dengan menggunakan data kolom air, kita dapat melakukan pemetaan kolom air untuk mengamati obyek yang terletak diantara permukaan perairan dan dasar perairan. Pada penelitian ini, data batimetri dan data kolom air yang berasal dari multibeam echsounder akan digabungkan untuk mencari dan menganalisis gelembung emisi gas dasar laut. Pendeteksian gelembung emisi gas dasar laut ini dilakukan dengan menentukan ambang batas (treshold) intensitas pantulan gelombang akustik yang dipancarkan multibeam echosounder. Setiap obyek yang terdapat di kolom air memiliki nilai intensitas pantulan gelombang yang berbeda, dengan menentukan ambang batas intensitas gelombang kita dapat membedakan obyek yang terdapat di kolom air. Setelah gelembung emisi gas dasar laut atau obyek lain ditemukan, data kolom air tersebut divisualisasikan dalam bentuk gambar sehingga lebih mudah diamati. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa data kolom air yang diambil menggunakan multibeam echosounder dapat digunakan untuk mengidentifikasi obyek yang terdapat pada kolom air. Pada penelitian ini ditemukan 82 titik sumber gelembung emisi gas dasar laut yang tersebar di wilayah perairan Kepulauan Mentawai, Indonesia.
CITATION STYLE
Ghazali, A., & Pratomo, D. G. (2017). Pengolahan Data Kolom Air dari Multibeam Echosounder untuk Mendeteksi Gelembung Emisi Gas Dasar Laut. Jurnal Teknik ITS, 6(2). https://doi.org/10.12962/j23373539.v6i2.24285
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.