Artikel ini bertujuan mengkaji dinamika modal sosial yang disandang oleh ibu haji (Ebhu Ajjhi) di Madura dan pengaruhnya terhadap interaksi sosial dan peran mereka dalam masyarakat, khususnya di daerah pedesaan Bangkalan dan Sampang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara-mendalam. Informan dalam penelitian ini adalah para ibu haji yang tinggal di daerah pedesaan Madura. Data dianalisis dengan teori modal sosial dari Robert Putnam. Penelitian ini menemukan bahwa ibadah haji, dan juga gelar haji, merupakan salah satu modal sosial penting dalam struktur sosial budaya masyarakat Madura. Gelar haji di Madura menjadi modal sosial berharga karena si pemilik gelar dapat menyandang status sosial yang lebih tinggi, membuka peluang membangun jaringan sosial baru dan meningkatkan kepercayaan dalam masyarakat. Penelitian ini juga menemukan bahwa ternyata haji perempuan (Ebhu Ajjhi) di Madura cenderung kurang mendapatkan peran sosial, ekonomi dan budaya yang sama seperti yang didapatkan oleh haji laki-laki (Ajjhi). Penelitian ini menyimpulkan bahwa budaya patriarki yang kuat dan ketidaksetaraan gender menjadi faktor utama yang membuat peran Ebhu Ajjhi di pedesaan Madura masih terbatas di sektor domestik. Hasil penelitian ini menggarisbawahi pentingnya upaya mewujudkan ide kesetaraan gender dan pemberdayaan peran gender bagi kaum perempuan di daerah pedesaan Madura.
CITATION STYLE
Rohmah, N. A. I., & Hidayat, M. A. (2023). Dinamika Modal Sosial dan Peran ‘Ebhu Ajjhi’ (Ibu Haji) dalam Masyarakat Pedesaan di Bangkalan dan Sampang. Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial, 9(2), 160–172. https://doi.org/10.23887/jiis.v9i2.69604
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.