Biosensor adalah peralatan terintegrasi serba lengkap yang mampu menentukan dengan spesifik baik secara kuantitatif maupun semikuantitatif informasi-informasi analitis menggunakan unsur-unsur reseptor biokimia yang dihubungkan dengan elemen transduksi. Berdasarkan prinsip deteksinya biosensor dapat dibedakan menjadi 5 tipe yaitu biosensor piezoelektrik, optis, immunisensor, kalorimetrik dan elektrokimia. Sampai saat ini perkembangan teknologi nanomaterial dan biosensor bergerak cepat dengan bahan nanobiorecongnition baru yang dikembangkan dan dapat diterapkan sebagai reseptor penginderaan untuk analisis AFB1. Perangkat lab-on-a-chip adalah contoh penerapan sistem mikro/nanoteknologi yang dapat digunakan untuk analisis racun makanan. Alat ini akan bermanfaat bagi industri makanan dalam memastikan tingkat keselamatan dan kualitas makanan yang tinggi. Nanopartikel logam telah diterapkan dalam biosensor sebagai penanda untuk menggantikan enzim. Nanopartikel juga dapat dimanfaatkan dalam sensor berbasis konduktivitas. Nanopartikel emas mudah digunakan untuk imobilisasi antibodi dan kemudian diterapkan di Enzim Linked Immunosorbent assay (ELISA) pada permukaan elektroda. Penelitian tentang immunosensor elektrokimia untuk mendeteksi jumlah aflatoksin M1 (AFM1) dalam produk makanan. Sebuah uji immuno-kromatografi cepat dan sederhana juga telah dikembangkan untuk mendeteksi aflatoksin B1 (AFB1). Aplikasi biosensor pada dasarnya meningkat seiring dengan berkembangnya keperluan manusia dan kemajuan iptek. Tetapi secara umum tetap didominasi untuk aplikasi dibidang medis dan lingkungan hidup. Biosensor juga dapat digunakan sebagai detektor aflaktoksin.
CITATION STYLE
Hayat, Moh., Mapiliandari, I., Djanis, R. L., Asrorudin, U., & Putra, A. P. (2021). Review : Perkembangan dan Aplikasi Biosensor untuk Mendeteksi Aflatoksin. WARTA AKAB, 45(2). https://doi.org/10.55075/wa.v45i2.54
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.