Prevalensi stunting secaca global di dunia termasuk di Indonesia masih tinggi. Pola asuh pemberian makan pada 1000 Hari Pertama Kehidupan memengaruhi asupan gizi yang berdampak langsung terhadap kejadian stunting. Tujuan penelitian untuk mengetahui fak- tor dominan yang mempengaruhi terjadinya stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Senen, Provinsi DKI Jakarta. Penelitian menggunakan desain cross-sectional dilakukan di wilayah kerja puskesmas Kecamatan Senen pada bulan April 2019. Sampel sebanyak 182 ibu-balita diambil dengan teknik simple random sampling yang berasal dari 5 (lima) puskesmas kelurahan. Stunting diukur dengan antropometri menggunakan indikator tinggi badan menurut umur (TB/U). Variabel independen (pola asuh pemberian makan, tinggi badan Ibu, pemberian ASI eksklusif, berat badan lahir bayi, frekuensi konsumsi energi, dan riwayat penyakit infeksi) serta vari- abel dependen (stunting) dianalisis menggunakan regeresi logistik ganda. Stunting dialami oleh sebanyak 31,8% (14,8% balita sangat pendek dan 17,0% pendek). Faktor dominan yang berpengaruh terhadap kejadian stunting adalah pola asuh pemberian makan (OR: 6,496 95% CI: 2,486-16,974). Balita yang memeroleh pola asuh pemberian makan yang kurang berisiko 6 kali lebih tinggi mengalami stunting dibandingkan balita yang pola asuh makannya baik. Perlu kebijakan terkait pengasuhan balita terutama bagi ibu bekerja seperti penyediaan fasilitas day care ditempat kerja sehingga dapat memperbaiki pola asuh pemberian makan.
CITATION STYLE
Permatasari, T. A. E. (2021). PENGARUH POLA ASUH PEMBRIAN MAKAN TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA BALITA. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 14(2), 3. https://doi.org/10.24893/jkma.v14i2.527
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.