Di Indonesia, profesi sebagai penari tradisional masih dikategorikan sebagai profesi yang kurang berkelas. Perempuan yang berprofesi sebagai penari tradisional diasosiasikan dengan berbagai citra negatif seperti kampungan, tidak berpendidikan dan hanya menjual keindahan tubuhnya saja. Salah satu sanggar seni yang aktif berupaya melemahkan citra negatif yang melekat pada perempuan penari tradisional adalah Pusdiklat Seni Ayodya Pala. Melalui akun Instagram @ayodyapala, pengurus Pusdiklat Seni Ayodya Pala melakukan strategi manajemen impresi untuk mengkonstruksi citra positif pada perempuan penari tradisional yang tergabung pada Pusdiklat Seni tersebut sebagai perempuan penari yang profesional, multitalenta, berpendidikan dan memiliki sopan santun. Melalui pengumpulan data secara kualitatif pada lima orang informan yang merupakan pengurus dari Pusdiklat Seni Ayodya Pala, diketahui bahwa strategi manajemen impresi asertif digunakan untuk mengkonstruksi citra positif pada perempuan penari tradisional pada akun Instagram @ayodyapala. Hal ini diketahui melalui unggahan pada akun Instagram @ayodyapala. Data yang didapatkan juga menunjukkan bahwa para informan menyadari pentingnya peran algoritma Instagram sebagai kurator yang mendistribusikan konten pada pengguna Instagram lainnya. Oleh Karen itu, untuk meningkatkan kemungkinan berbagai unggahan dapat dilihat oleh pengguna Instagram kain, maka strategi manajemen impresi tersebut dikombinasikan dengan strategi lainnya; seperti mengunggah konten secara terjadwal dan menggunakan hashtag
CITATION STYLE
Astagini, N., & Bangun, C. R. A. (2023). MANAJEMEN IMPRESI PADA PEREMPUAN PENARI TRADISIONAL MELALUI MEDIA SOSIAL. Jurnal Studi Komunikasi Dan Media, 27(2), 161–180. https://doi.org/10.17933/jskm.2023.5211
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.