Penderita stroke umumnya mengalami gangguan motorik, dimana gejala yang paling khas yaitu rusak atau matinya jaringan otak yang dapat menimbulkan gejala kecacatan berupa hemiparesis anggota tubuh atau kelemahan otot ekstremitas yang dapat menyebabkan keterbatasan dalam mobilisasi. Intervensi yang diberikan dapat berupa latihan rentang gerak dengan menggunakan media cermin (mirror therapy) untuk meningkatkan kekuatan otot dengan mengikut sertakan persepsi ilusi visual untuk meningkatkan gerakan anggota tubuh yang mengalami hemiparesis. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah ingin mengetahui manfaat mirror therapy terhadap peningkatan kekuatan otot pada responden dengan post stroke. Pengabdian dilakukan pada 18 responden yang mengalami post stroke. Tim pelaksanaan pengabdian mendemonstrasikan cara melakukan tindakan mirror therapy di desa Talun Kenas Deli Serdang. Tim melakukan kunjungan rumah untuk mengkaji perkembangan kekuatan otot lansia dengan post stroke. Evaluasi program pengabdian berjalan dengan baik. Terdapat 12 responden menanyakan terkait materi penyuluhan. Penyuluhan mirror therapy sangatlah penting dilakukan pada seseorang yang mengalami hemiparesis pada bagian ekstemitas.
CITATION STYLE
Zuliawati, Z., Tane, R., Ginting, D. S., Rosaulina, M., Marlina, S., Silalahi, R. D., … Manik, M. H. (2023). EDUKASI MIRROR THERAPY TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT PADA PASIEN POST STROKE DI DESA TALUN KENAS DELI SERDANG. Jurnal Pengabdian Masyarakat Putri Hijau, 3(1), 8–11. https://doi.org/10.36656/jpmph.v3i1.1125
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.