Eucheuma spinosum merupakan alga merah yang banyak dibudidayakan dan termasuk salah satu komoditas unggulan karena memiliki senyawa fenolik dan flavonoid yang mampu berperan sebagai antioksidan. Senyawa fenolik dan flavonoid pada E. spinosum dapat diperoleh melalui proses maserasi menggunakan metanol yang pada umumnya dilakukan pada suhu ruang. Proses ekstraksi untuk mendapatkan hasil maksimum dapat dipercepat dengan cara meningkatkan suhu ekstraksi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antioksidan E. spinosum yang diekstraksi menggunakan metanol dengan suhu 55, 65, dan 75 °C. Sebelum diekstraksi rumput laut dicuci bersih dan dikeringkan pada oven bersuhu 40 °C selama 24 jam. Ekstraksi dilakukan dengan metanol 80 % (1:10, b/v). Parameter yang diuji pada penelitian ini yaitu rendemen, uji fitokimia, total fenolik, total flavonoid, dan aktivitas antioksidan meliputi uji DPPH dan FRAP. Dari data penelitian mengindikasikan bahwa suhu ekstraksi memengaruhi total fenolik maupun aktivitas antioksidan baik DPPH maupun FRAP, namun tidak berpengaruh terhadap rendemen dan total flavonoid. Suhu ekstraksi 55 °C memiliki daya antioksidan paling tinggi (IC50 DPPH sebesar 362,52±7,10 ppm, dan nilai FRAP sebesar 70,30±10,01 μM ekuivalen Fe(II)/g).
CITATION STYLE
Putu Tara Hradaya, K., & Husni, A. (2021). Pengaruh Suhu Ekstraksi terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanolik Eucheuma spinosum. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, 24(1), 1–10. https://doi.org/10.17844/jphpi.v24i1.34193
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.