Daerah penelitian termasuk dalam mandala geologi sulawesi timur batuan tertua adalah batuan ophiolit yang terdiri dari ultrabasa termasuk dunit, harzburgit, lherzolit, piroksenit, webstrite, wehrilit dan serpentinite. Tujuan penelitian adalah menganalisis secara geokimia tipe dan jenis mineral yang terkandung pada tanah dari batuan dasar. Menentukan batuan dasar yang terlapukkan. Menganalisis indeks pelapukan pada tanah yang berada pada lokasi penelitian berdasarkan komposisi kimia. Metode yang digunakan, yakni pengambilan sampel (soil) dan pengambilan sampel batuan ultrabasa (badrock). Analisis Petrografi untuk menentukan ciri fisik batuan dan komposisi mineral, Analisis XRD (X- Ray Diffraction) untuk menentukan mineral hasil pelapukan batuan dan analisis XRF (X- Ray Fluorescence) menghasilkan konsentrasi elemen kimia pada soil dimana metode ini dapat menentukan tingkat pelapukan dengan mengunakan rumus CIW (Chemical Indekx Weathering). Hasil penelitian menunjukan bahwa pada daerah penelitian indeks pelapukan kimia (CIW) telah menunjukkan adanya pelapukan yang semakin besar dengan nilai tingkat pelapukan yang tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh kehadiran mineral yang mudah melapuk, seperti piroksin dan plagioklas. Batuan ultrabasa yang terserpentinkan lebih lama terlapukkan, dibandingkan batuan ultrabasa yang tidak terserpentinkan. Koefisien relatif senyawa SiO2 dan MgO sebagai fungsi Fe, adalah indikator proses pelapukan kimiawi dalam pembentukan tanah.
CITATION STYLE
Ishak, A., & Safitri Maladeni, E. (2022). MANAJEMEN KESELAMATAN KERJA PELAKSANAAN KONSTRUKSI INFRASTRUKTUR JEMBATAN BAHTERAMAS KOTA KENDARI. SIBATIK JOURNAL: Jurnal Ilmiah Bidang Sosial, Ekonomi, Budaya, Teknologi, Dan Pendidikan, 1(8), 1401–1410. https://doi.org/10.54443/sibatik.v1i8.182
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.