Penyebaran berita bohong, fitnah atau biasa disebut hoax di masa pandemik covid 19 saat ini, menimbulkan pengaruh dan efek yang negatif terutama menimbulkan kepanikan, ketidakpercayaan kepada pemerintah, sehingga menghambat upaya pemerintah menangani pandemik covid 19. Berita bohong atau fitnah yang menyebar, telah dimanfaatkan untuk kepentingan politik maupun ekonomi tertentu dari pihak yang menghendaki kerusakan dalam hidup bermasyarakat. Teori yang digunakan Manuel Castells tentang Network Society dan Riskyana Sukandhi Putra sebagai model literasi digital untuk membedakan hoax atau fakta pada berita covid. Metode Penelitian yang digunakan Kualitatif dengan durasi waktu Maret hingga Juli 2020 sebagai masa pandemik covid 19. Konten hoax yang menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat, dapat ditanggulangi dengan pengembangan literasi digital, sejatinya masyarakat dapat berpikir kritis terhadap informasi yang diterima di era digital termasuk media sosial. Model penanggulangan hoax ini diharapkan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk dapat menerima, mengolah, dan memilih informasi. Kita tentu tidak ingin kita terus-menerus mengalami kebingungan akan hoax soal covid 19 ini.
CITATION STYLE
Juliswara, V., & Muryanto, F. (2022). Model Penanggulangan Hoax Mengenai Berita Covid 19 untuk Pengembangan Literasi Digital Masyarakat di Indonesia. JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(7), 2587–2596. https://doi.org/10.54371/jiip.v5i7.725
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.