Studi-studi tentang radikalisme mensinyalir adanya lembaga pendidikan Islam tertentu (baik sengaja ataupun tidak sengaja) telah mengajarkan fundamentalisme dan radikalisme kepada para peserta didik. Oleh sebab itu, lembaga pendidikan membutuhkan wawasan keilmuan berbasis deradikalisasi preventif. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dan menganalisis deradikalisasi materi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Surabaya. Melalui studi kasus, penelitian ini menemukan bahwa, strategi dalam mencegah tumbuhnya paham radikalisme di kalangan siswa SMP adalah dengan redesain materi PAI yang dimulai dengan pembenahan kurikulum, rekonstruksi pemahaman guru, aktualisasi pembelajaran inklusif dan telaah ulang sumber belajar. PAI berwawasan multikultural dapat menjadi solusi dalam menanamkan kesadaran pada siswa akan keberadaannya di tengah-tengah masyarakat yang plural. Namun demikian, guru akan menjadi aktor utama dalam proses deradikalisasi. Sebagai pendidik, tugas guru tidak hanya sebagai penyalur ilmu pengetahuan, namun juga harus dapat menjadi teladan kepada anak didik, keluarga, dan masyarakat. Karena itu, meski materi PAI telah didesain ulang, teladan menjadi hal yang sangat diperlukan.
CITATION STYLE
Faizin, Moh., Yudi, U., AR, Z. T., & Salmany, M. R. (2022). Deradikalisasi Materi Pendidikan Agama Islam di Sekolah (Studi Kasus Sekolah Menengah Pertama di Surabaya). Proceedings of Annual Conference for Muslim Scholars, 6(1), 1069–1082. https://doi.org/10.36835/ancoms.v6i1.365
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.