Konsep Diri Perempuan Di Kawasan Rawan Bencana Gunung Merapi

  • Widyastuti D
  • Birowo M
  • Sidhi T
N/ACitations
Citations of this article
100Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Keterlibatan masyarakat merupakan salah satu faktor penting dalam upaya penanggulangan bencana. Kompleksitas yang ada di wilayah bencana mempengaruhi berbagai dinamika masyarakat. Salah satu yang paling rentan adalah pengaruh pada perempuan dan anak. Kondisi fisik maupun psikologis menjadi persoalan krusial pada perempuan di wilayah rawan bencana. Pelibatan dalam upaya penanganan pengurangan risiko bencana (PRB) tentu didasari oleh keadaaan dari masingmasing individu. Penelitian ini bertujuan menemukan konsep diri perempuan di kawasan rawan bencana. Teori interaksi simbolis yang dikembangkan oleh George Herbert Mead digunakan sebagai pijakan penulis dalam mengembangkan ide dan paparan pembahasan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang dilakukan pada kelompok perempuan di empat desa di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Kecamatan ini merupakan satu wilayah yang terdampak besar saat terjadi bencana alam di Gunung Merapi. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan Focus Group Discussion. Triangulasi sumber data dilakukan untuk validitas data temuan. Hasil penelitian menunjukkan konsep diri perempuan di wilayah rawan bencana memandang cenderung berfikir konservatif, pernikahan dini banyak terjadi, keterbatasan akses pendidikan dan kapasitas ekonomi.

Cite

CITATION STYLE

APA

Widyastuti, D. A. R., Birowo, M. A., & Sidhi, T. A. P. (2019). Konsep Diri Perempuan Di Kawasan Rawan Bencana Gunung Merapi. Jurnal ASPIKOM, 4(1), 156. https://doi.org/10.24329/aspikom.v4i1.420

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free