Keterlibatan masyarakat merupakan salah satu faktor penting dalam upaya penanggulangan bencana. Kompleksitas yang ada di wilayah bencana mempengaruhi berbagai dinamika masyarakat. Salah satu yang paling rentan adalah pengaruh pada perempuan dan anak. Kondisi fisik maupun psikologis menjadi persoalan krusial pada perempuan di wilayah rawan bencana. Pelibatan dalam upaya penanganan pengurangan risiko bencana (PRB) tentu didasari oleh keadaaan dari masingmasing individu. Penelitian ini bertujuan menemukan konsep diri perempuan di kawasan rawan bencana. Teori interaksi simbolis yang dikembangkan oleh George Herbert Mead digunakan sebagai pijakan penulis dalam mengembangkan ide dan paparan pembahasan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang dilakukan pada kelompok perempuan di empat desa di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Kecamatan ini merupakan satu wilayah yang terdampak besar saat terjadi bencana alam di Gunung Merapi. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan Focus Group Discussion. Triangulasi sumber data dilakukan untuk validitas data temuan. Hasil penelitian menunjukkan konsep diri perempuan di wilayah rawan bencana memandang cenderung berfikir konservatif, pernikahan dini banyak terjadi, keterbatasan akses pendidikan dan kapasitas ekonomi.
CITATION STYLE
Widyastuti, D. A. R., Birowo, M. A., & Sidhi, T. A. P. (2019). Konsep Diri Perempuan Di Kawasan Rawan Bencana Gunung Merapi. Jurnal ASPIKOM, 4(1), 156. https://doi.org/10.24329/aspikom.v4i1.420
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.