Salah satu komplikasi penting dari penyakit epilepsi, terutama epilepsi lobus temporal, adalah gangguan kognitif. Kerentanan seorang pasien epilepsi untuk mengalami gangguan fungsi kognitif ditentukan oleh karakteristik demografik, karakteristik klinik, dan cognitive reserve pasien tersebut. Laporan kasus ini mendeskripsikan keluaran klinis fungsi kognitif dari dua kasus epilepsi lobus temporal dan karakteristik demografik, klinik, dan cognitive reserve yang mendasarinya. Pada kasus pertama, seorang perempuan berusia 41 tahun, lulusan sarjana S1, terdiagnosis epilepsi lobus temporal sejak 18 bulan yang lalu. Pasien memiliki riwayat cedera kepala 11 tahun yang lalu. Pasien saat ini mengkonsumsi karbamazepin 600mg/hari dan asam valproat 500mg/hari dan bebas bangkitan selama 3 bulan. Sejak 6 bulan yang lalu, pasien mulai mengeluhkan adanya gangguan kognitif dan mudah khawatir dan marah, namun aktivitas sehari-hari masih normal. Tes neuropsikologi menunjukkan bahwa fungsi kognitif pasien tersebut normal, namun didapatkan adanya gangguan mood ringan. Pada kasus kedua, seorang laki-laki berusia 47 tahun, lulusan SLTA, terdiagnosis epilepsi lobus temporal sejak 14 tahun yang lalu. Pasien memiliki riwayat cedera 20 tahun yang lalu. Pasien saat ini mengkonsumsi karbamazepin 800mg/hari dan asam valproat 1000mg/hari dan bebas bangkitan selama 8 bulan.Sejak 1 tahun yang lalu, pasien mulai mengeluhkan adanya penurunan daya ingat yang menyebabkan aktivitas sehari-harinya menjadi terganggu. Pada kedua kasus tersebut, penentu adanya berbedaan keluaran klinis status kognitif adalah awitan epilepsi, lokasi fokus epileptogenik, dosis obat antiepilepsi, dan tingkat pendidikan.
CITATION STYLE
Syafii Harahap, H. (2019). Gangguan Kognitif Terkait Epilepsi Lobus Temporal: Laporan Kasus. Unram Medical Journal, 8(3), 1. https://doi.org/10.29303/jku.v8i3.364
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.