Pentingnya suatu pendidikan sudah ada sejak masa Thomas Aquinas seperti Socrates yang mempercayai bahwa manusia tidak akan melakukan suatu perbuatan yang jahat dengan tujuan jahat, Riyanto (2013:136). Namun beberapa realitas sosial di Indonesia hari ini menunjukkan di sisi lain krisis moral juga semakin meningkat. Hal ini tentu menjadi sebuah kepincangan dalam dunia pendidikan. Liyan adalah mereka yang tersisihkan, bisa jadi mahasiswa yang tidak dapat mengikuti kuliah dengan efektif, dikarenakan berada di daerah terpencil, atau dapat pula liyan yang dimaksud adalah dosen yang sudah berusia, tidak mampu mengikuti teknologi yang ada. Analisis data penelitian ini menggunakan model analisis Miles Huberman (1992) yang terdiri dari tiga tahapan, yaitu reduksi data, display data, serta penarikan dan verifikasi kesimpulan. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan pembelajaran daring yang diselenggarakan di Prodi Manajemen Universitas Katolik Darma Cendika Surabaya sebagai upaya dalam mengukur ketercapaian kualitas pendidikan perguruan tinggi era pandemi dan liyan dalam perspektif fenomenologis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan menggunakan wawancara melalui informan, yaitu 4 mahasiswa (semester 1, 3, 5 dan 7) serta 3 dosen tetap pada Universitas Katolik Darma Cendika Surabaya. Untuk selanjutnya mahasiswa akan disebut mahasiswa 1, 2, 3 dan 4. Begitu pula dosen disebut dosen 1, 2 dan 3. Wawancara dimaksudkan agar mampu menggali peristiwa-peristiwa yang seakan tidak lain merupakan makna itu sendiri (Riyanto, 2018:139). Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa kualitas pendidikan perguruan tinggi makin menurun pada era pandemi dan liyan dalam perspektif fenomenologis.
CITATION STYLE
Indrawati, L. (2021). Mengukur Ketercapaian Kualitas Pendidikan Perguruan Tinggi Era Pandemi dan Liyan dalam Perspektif Fenomenologis. Jurnal Penelitian Pendidikan, 38(1), 17–23. https://doi.org/10.15294/jpp.v38i1.28373
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.