Muatan cair yang diangkut oleh kapal tanker memiliki resiko kebakaran, dengan ledakan yang sangat tinggi. Lingkungan sangat mempengaruhi keberhasilan dalam meminimalisir resiko kebakaran di kapal tanker. Resiko bahaya kebakaran dapat terjadi kapanpun, saat pencucian tangki, memuat, dalam pelayaran, dan proses pembongkaran. Material mudah terbakar, oksigen, dan panas dalam komposisi cukup akan menjadi pemicu terjadinya kebakaran. Gas lembam yang memiliki kadar Oksigen (O2) < 8 % dapat dijadikan solusi pencegahan kebakaran dari ruang muat. Kebakaran yang terjadi di kapal tanker banyak terjadi saat cargo operation, loading, unloading dan tank cleaning. Penelitian ini dilakukan secara langsung di atas kapal melalui studi kasus. Studi dilakukan di atas kapal tanker MT. Gamsunoro yang dioperasikan PT. Pertamina International Shipping. Jumlah Inert Gas fan yang digunakan dan volume tangki merupakan variable tetap dalam pengoperasian IGS. Parameter yang diukur adalah kadar oksigen gas lembam pada saluran utama dan tangki muatan. Tekanan kerja dalam ruang muat juga diukur untuk memastikan tekanannya lebih tinggi dari atmosfer. Hasil studi mendapatkan hasil O2 konten pada saluran utama menurun dari 20.9 % menjadi 3.3 tercapai dengan waktu 80 menit. Kadar O2 rata-rata dalam tangki 5.34 % dapat dicapai dengan waktu inerting rata-rata 3.3 jam/tangki dengan menggunakan 1 inert gas fan. Tekanan rata-rata dalam tangki 782.85 mm Hg. Kondisi tersebut menunjukkan pengoperasian inert gas system yang optimal, sehingga proses pembongkaran memenuhi syarat keselamatan pencegahan kebakaran dari ruang muat kapal tanker.
CITATION STYLE
Suprapti, F., Susanto, S., & Dody, E. (2022). Pencegahan Kebakaran Saat Aktivitas Bongkar Crude Oil Menggunakan Inert Gas System di Kapal Tanker. Saintara : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Maritim, 6(2), 112–118. https://doi.org/10.52475/saintara.v6i2.168
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.