PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DALAM MENULIS CERPEN SISWA KELAS XII IPS SMAN 1 KASOKANDEL

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan siswa dalam menulis cerpen di kelas XII IPS SMA N 1 KASOKANDEL. Keterbatasan kosakata siswa juga menyulitkan mereka dalam menuangkan ide-idenya ke dalam bentuk tulisan serta kurangnya variasi model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menulis cerpen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif model Think Pair Share siswa kelas XII SMA N 1 KASOKANDEL. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan dalam pengolahan data penelitian ini adalah metode deskriptif. Jumlah smaple 26 siswa. Pengambilan sampel dilakukan secara proporsional random sampling, instrumen penelitian berupa lembar tes unjuk kerja. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara; 1) observasi, 2) memahami kurikulum, 3) mengembangkan atau merancang skenario pembelajaran, 4) mengembangkan rubrik penilaian, 5) melaksanakan pembelajaran sesuai RPP, dan 6) melaksanakan tes unjuk kerja menulis cerpen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menulis cerpen dengan menggunakan model kooperatif tipe Think Pair Share kelas XII SMA N 1 KASOKANDEL secara keseluruhan cukup baik. Terlihat pada nilai rata-rata siswa sebagai berikut; 1) rata-rata nilai menulis cerpen dengan aspek penokohan dan penokohan adalah 92,12; 2) nilai rata-rata menulis cerpen dengan mengamati alur adalah 81; 3) nilai rata-rata menulis cerpen dengan mengamati latar adalah 65,58. Nilai rata-rata keterampilan menulis cerpen siswa kelas XII SMA N 1 Kasokandel setelah menggunakan model kooperatif tipe Think Pair Share secara keseluruhan adalah 79,27 dengan kualifikasi baik. Hasil observasi pada penelitian siswa kelas XII SMA N 1 KASOKANDEL menemukan kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif model Think Pair Share. Kelebihan model ini adalah; 1) mengelompokkan lebih mudah dan cepat membentuknya; 2) meningkatkan kreativitas dan partisipasi aktif siswa terhadap pembelajaran; 3) penerimaan individu yang lebih besar. Sedangkan kekurangan/kelemahan model ini adalah banyaknya kelompok yang terbentuk sehingga banyak anggota kelompok yang dilaporkan dan perlu dipantau.