Seorang guru pendidikan anak usia dini (PAUD) semestinya mendapatkan apresiasi lebih, baik dari fasilitas maupun honor, karena guru PAUD mempunyai tugas dan tanggungjawab yang besar dalam memberikan Pendidikan pada fase fondasi ini. Pada kenyataannya, honor guru PAUD, khususnya di wilayah terpencil hilir Sungai Barito sangatlah minim. Minimnya penghasilan guru PAUD menjadi salah satu alasan peneliti dalam melaksanakan pengabdian kepada masyarakat tentang pemberdayaan entrepreneurial skill bagi guru PAUD di wilayah terpencil hilir sungai Barito. Pengabdian kepada masyarakat ini mengadopsi strategi ABCD. Strategi ini dibangun di atas aset yang sudah ditemukan di masyarakat kemudian memobilisasi individu, asosiasi, dan institusi untuk bersama-sama membangun aset mereka. Pendampingan dirancang dalam 5 fase, yaitu pengkajian, persiapan, perencanaan kegiatan, pelaksanaan, dan evaluasi. Kegiatan dilaksanakan dalam tiga tahapan, yaitu 1) pembentukan komunitas dan pembentukan programnya, 2) seminar wirausaha, food literacy dan workshop pengolahan hasil laut, 3) pendampingan produksi, pengemasan, promosi, pemasaran dan kerjasama. Dengan pengabdian ini dicapai tiga target, yaitu: 1) terjadinya perubahan mindset guru-guru PAUD dalam memanfaatkan hasil alam melalui kegiatan wirausaha, 2) berkembangnya kompetensi guru-guru PAUD dalam mengelola komunitas wirausaha dan skill dalam mengolah hasil laut, dan 3) berjalannya program komunitas dalam memproduksi dan memasarkan olahan hasil laut.
CITATION STYLE
Yarliani, I., Pratiwi, H., & Nuraini, H. (2022). Pemberdayaan Keterampilan Wirausaha Komunitas Guru PAUD “Acil Aluh” di Wilayah Hilir Sungai Barito. Jurnal Ilmiah Widya Borneo, 5(2), 91–111. https://doi.org/10.56266/widyaborneo.v5i2.135
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.