Seiring bertambahnya usia, seseorang akan mengalami penuaan dan berakibat pada rentannya tubuh terhadap berbagai macam penyakit sehingga menyebabkan peresepan obat dalam jumlah banyak sekaligus. Hal tersebut meningkatkan kemungkinan terjadinya interaksi obat. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom kelainan metabolik yang ditandai oleh adanya keadaan hiperglikemik yang disebabkan adanya defek pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. DM biasanya disertai dengan komorbiditas lain seperti hipertensi, hiperlipidemia, depresi, penyakit stroke, dan lain-lain yang mana dari tiap penyakit tersebut memerlukan kombinasi dari dua hingga lebih macam obat atau bahkan lebih sehingga hal tersebut dapat mengarah terhadap kejadian interaksi obat. Penelitian ini adalah studi observasional deskriptif dengan rancangan cross sectional. Sampel adalah rekam medik pasien DM tipe 2 usia lanjut di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode 2016-2017. Sampel penelitian berjumlah 101 pasien. Pada penelitian ini didapatkan sebanyak 101 pasien DM tipe 2 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dari hasil penelitian didapatkan kelompok umur yang paling berpotensi mengalami interaksi obat adalah usia 60-74 tahun (56 orang). Golongan obat anti diabetes yang paling sering diresepkan adalah sulfonilurea (55,96%) yang terdiri dari 3 jenis obat, tetapi secara keseluruhan obat yang paling diresepkan adalah metformin (38,36%). Tipe interaksi obat yang paling berpotensi terjadi adalah farmakodinamik (56 kasus) sedangkan derajat interaksinya yang paling berpotensi adalah Moderate (117 kasus). Semakin banyak jumlah obat yang diresepkan semakin tinggi pula angka kemungkinan terjadinya interaksi obat.
CITATION STYLE
Reinhard, E., Kamaluddin, M. T., & Melizah, A. (2019). Potensi Terjadinya Interaksi Obat Antidiabetik Oral Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Usia Lanjut. SRIWIJAYA JOURNAL OF MEDICINE, 2(3), 205–210. https://doi.org/10.32539/sjm.v2i3.83
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.