Berdasarkan World Report dari WHO pada tahun 2004, trauma pada anak cenderung mengalami kenaikan. Akibat yang ditimbulkan berupa cedera, disabilitas, kecacatan bahkan kematian. Di Indonesia, kasus terbanyak ditemukan pada anak usia 0-5 tahun (termasuk juga kelompok usia prasekolah). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik trauma yang terjadi di sekolah taman kanak-kanak (TK) berupa jenis, penyebab dan kehadiran siswa pasca trauma. Penelitian ini dilakukan di kecamatan Bandung Wetan pada bulan Agustus hingga Oktober menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Tiga TK dipilih sebagai objek penelitian. Data yang telah dikumpulkan merupakan data sekunder, berupa catatan kasus trauma di sekolah yang diperdalam menggunakan kuesioner dan wawancara kepada orang tua / pengasuh / guru dan disetujui perizinannya oleh pihak sekolah. Dari total 29 kasus trauma yang terjadi, 35% kasus cedera kepala, 24% kasus cedera ekstremitas juga luka dan 17% cedera di wajah. Penyebab trauma, 48% berkejar-kejaran dengan teman, 24% antri wahana permainan, 14% berkelahi dengan teman, dan dalam jumlah yang sama 7% dikarenakan bermain saat menunggu jemputan juga saat belajar. Tercatat 83% anak hadir setelah trauma dan 17% libur satu hari. Kasus trauma terbanyak yaitu cedera kepala. Penyebab terbanyak yaitu berkejar-kejaran dengan teman. Dari catatan kehadiran lebih dari 80% siswa hadir setelah mengalami trauma.Kata Kunci: anak TK, sekolah, trauma
CITATION STYLE
Primagita, F., Chaidir, R., & Adrikni, P. H. (2017). Karakteristik Trauma Siswa Sekolah Taman Kanak-kanak di Kecamatan Bandung Wetan Periode Agustus – Oktober 2016. Jurnal Sistem Kesehatan, 2(3). https://doi.org/10.24198/jsk.v2i3.11953
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.