Posisi wilayah Indonesia terletak digaris khatulistiwa sehingga memiliki dua musim yaitu musim hujan dan kemarau menyebabkan ketersediaan sinar matahari yang cukup terhadap penggunaan energi terbarukan. Penggunaan energi terbarukan sangatlah besar dan dapat menyelamatkan lingkungan dan mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil. Pemanfaatan energi surya atau PLTS untuk rumah tinggal menggunakan konsep independen dari jaringan (off-grid). Baterai digunakan sebagai tempat penyimpanan energi yang dihasilkan oleh sel surya dan supaya dapat digunakan pada malam hari. Inverter yang digunakan pada PLTS ini adalah Bi-directional inverter sehingga listrik yang dihasilkan oleh PLN dapat mem-back up secara langsung apabila energi listrik yang didalam baterai tidak mencukupi untuk kebutuhan listrik rumah. Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan, rata-rata rumah tinggal membutuhkan daya sebesar 2,069 kWh listrik per hari untuk menyalakan lampu dan beban kecil lainnya. Bila dikonversikan dengan Standar Tarif Dasar Listrik (TDL) saat ini yaitu Rp 1352 per kWh, maka biaya ekonomis pemakaian energi listrik dalam satu hari sebesar Rp. 2797,28. Berdasarkan hasil perhitungan biaya ekonomis pemakaian energi listrik dalam satu tahun adalah Rp.2.042.772,- hasil perhitungan biaya pembuatan PLTS untuk rumah tinggal sebesar Rp p13.650 000,- dan biaya modal dalam pembuatan PLTS dapat kembali selama 6,6 tahun.
CITATION STYLE
Sihombing, G. (2023). ANALISIS PENGGUNAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) SECARA EKONOMIS UNTUK RUMAH TINGGAL. E-Link: Jurnal Teknik Elektro Dan Informatika, 18(1), 96. https://doi.org/10.30587/e-link.v18i1.5504
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.