Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis hubungan tidak sehat dalam komunikasi interpersonal di kalangan remaja. Toxic Relationship sebagai hubungan yang tidak berdampak pada terjadinya konflik internal. Hubungan seperti ini sangat rentan membuat penderitanya menjadi tidak produktif, gangguan jiwa, sehingga bisa memicu luapan emosi yang berujung pada kekerasan. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah FGD, observasi, dan wawancara mendalam dengan informan/peserta sebagai data primer. Sedangkan data sekunder menggunakan studi kepustakaan yang bersumber dari jurnal, e-book/ buku dan dokumen. Teknik analisis data menggunakan Model Interaktif Miles & Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, pelaku toxic relationship yaitu toxic people bisa menjadi orang terdekat korban, seperti keluarga inti yang terdiri dari ayah-ibu-kakak-adik. Selain itu, pelaku bisa saja merupakan kekasih dalam hubungan cinta yang tidak sehat, atau teman sebaya bahkan teman yang sering melakukan bullying berupa kekerasan verbal, fisik, bahkan seksual. Kedua, jenis toxic relationship, dapat dikategorikan menjadi beberapa bentuk, yaitu: hubungan yang tidak sehat dengan teman (toxic friendship), orang tua/keluarga (toxic parenting), kekasih/pacar, dan orang tua yang selingkuh sehingga mempengaruhi mental anak.
CITATION STYLE
Praptiningsih, N. A., & Putra, G. K. (2021). Toxic Relationship Dalam Komunikasi Interpersonal Di Kalangan Remaja. Communication, 12(2), 132. https://doi.org/10.36080/comm.v12i2.1510
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.