Upaya untuk mengintegrasikan Misiologi dan Pastoral yang digagas dalam tulisan ini, dibangun atas fondasi kebenaran Alkitab, karena pelayanan itu didasari di atas premis bahwa misiologi dan pastoral dianggap benar untuk diintegrasikan. Memahami bahwa misiologi dan pastoral dikonstruksi ulang untuk memenuhi semua konteks dan lokus kehidupan manusia dengan dinamika yang sama kepada tujuan ultima, yaitu membangun umat yang mengenal Kristus secara pribadi melalui misi, dan menjadikan umat Tuhan semakin kuat dan bertumbuh ke arah kedewasaan Kristus melalui pelayanan pastoral, (Ef 4:11-16). Landasan terpenting bagi hakikat kebenaran ini adalah bahwa dinamika Misi yang membawa shalom Allah dalam segala bidang kehidupan menyentuh serta membawa transformasi kehidupan individu serta gereja dan masyarakat, dan pastoral menunjuk kepada seorang gembala yang mempunyai tugas memelihara dan menjaga jemaat yang dilayani secara holistik, (terutama dalam aspek kerohaniannya).[1] Oleh karena etika pelayanan antara Misiologi dan Pastoral tidak dapat dipisahkan, namun perlu diintegrasikan untuk memenuhi tujan Allah secara “Lokus dan Ultima” bagi kehidupan umat secara holistik. [1]Daniel Ronda, Pengantar Konseling Pastoral, (Bandung: Kalam Hidup, 2015), 23.
CITATION STYLE
Nuban, E., & Obehetan, Y. (2020). INTEGRASI ANTARA MISIOLOGI DAN PELAYANAN PASTORAL. Jurnal Arrabona, 3(1), 1–27. https://doi.org/10.57058/juar.v3i1.36
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.