Media sosial membuka peluang bagi kebebasan berpendapat, berbagi informasi, serta interaksi lintas ruang dan waktu. Sisi-sisi positif dari Media sosial ini dimanfaatkan oleh beberapa kelompok yang peduli terhadap penyebaran ilmu pengetahuan, salah satunya adalah pemahaman mengenai gender. Melalui media sosial, suatu berita dapat disebarluaskan secara cepat dan masif. Selain itu, pengetahuan mengenai pemahaman gender juga dapat diterima sedini mungkin. Beberapa gerakan di Indonesia yang telah terorganisasi mendirikan situs dan akun di media sosial. Gerakan tersebut antara lain Indonesia Feminis dan Laki-laki Baru. Di sisi lain, media digital yang fokus pada isu-isu gender, seksualitas, dan perbedaan juga muncul seperti Magdalene. Selain itu terdapat berbagai gerakan lain yang mengikuti perkembangan di dunia barat seperti Women March. Sejak dimulai pada 2017 di Jakarta, Women March, yang menarik aktivis dan penggiat feminisme, diadakan kembali pada 2018. Ajakan konvoi turun ke jalan untuk menyuarakan isu-isu gender dan seksualitas melalui Women March sudah merambah ke kota lain selain Jakarta seperti Pontianak, Serang, Salatiga, Bandung, Yogyakarta, Lampung, hingga Tondano. Dari hal ini, media sosial menjadi sarana penyebaran bersifat masif yang memicu adanya aksi langsung. Tulisan ini akan memuat mengenai peran-peran media sosial sebagai media penyebaran pemahaman gender, apa saja konten yang dimuat untuk memberikan pemahaman mengenai gender melalui ranah digital, dan aksi-aksi langsung seperti apa yang disertakan dalam pembelajaran mengenai gender tersebut. Kata
CITATION STYLE
Marlina, I. (2019). PAHAM GENDER MELALUI MEDIA SOSIAL. Habitus: Jurnal Pendidikan, Sosiologi, & Antropologi, 2(2), 225. https://doi.org/10.20961/habitus.v2i2.28800
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.