Salah satu cara menilai kesehatan sistem kardiovaskular adalah dengan mengukur tekanan darah. Perubahan nilai tekanan darah dapat dipengaruhi oleh perubahan posisi pada saat pemeriksaan. Ketika seseorang dalam keadaan spontan berubah posisi dari berbaring, lalu duduk atau berdiri, perubahan tekanan darah juga terjadi. Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan posisi terhadap tekanan darah pada karyawan dan karyawati RS Purwogondo. Metode yang digunakan adalah experimental dengan pre-test and post-test design. Responden studi sebanyak 80 orang memiliki rerata usia 29.98 tahun dengan usia terendah 18 tahun dan tertinggi 56 tahun. Tekanan darah sistolik saat berbaring adalah 118,18±13,982 mmHg, tekanan darah sistolik saat duduk adalah 116,34±13,281 mmHg dan tekanan sistolik saat berdiri adalah 113,00±14,142 mmHg. Hasil ini menunjukan adanya penurunan tekanan darah sistolik dari posisi berbaring ke duduk lalu ke berdiri. Tekanan darah diastolik saat berbaring 77,13±9,404 mmHg, tekanan darah diastolik saat duduk adalah 79,13±9,458 mmHg dan tekanan diastolik saat berdiri adalah 79,28±9,544 mmHg. Hasil ini menunjukan adanya peningkatan tekanan darah diastolik dari posisi berbaring ke duduk lalu ke berdiri. Hasil perbandingan rerata uji paired sample t-test menunjukan terdapat perbedaan bermakna pada tekanan darah sistolik duduk terhadap berdiri dan tekanan darah diastolik berbaring terhadap duduk dengan nilai p <0,05, tetapi tidak bermakna pada tekanan darah sistolik berbaring terhadap duduk dan tekanan darah distolik duduk terhadap berdiri.
CITATION STYLE
Jatinugroho, Y. D., & Lontoh, S. O. (2021). Pengaruh perubahan posisi terhadap tekanan darah pada karyawan dan karyawati RSU Purwogondo. Tarumanagara Medical Journal, 3(1), 192–199. https://doi.org/10.24912/tmj.v3i2.11762
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.