Biblical Hebrew actually composed with the consonant letter only. To get the original sound of Hebrew Bible, the Bible Editor use Nikud. This is cause one word with the same consonant in Hebrew can have many letters, sounds, and different meaning. This causes new problems in the translation and interpretation of the Bible, especially in finding the original meaning of the author of the Bible. Even so, the process of translating and interpreting the Bible can be approached in another way, namely by looking at the original context (sitz im leben) of the first reader or recipient of the original message (milieu). This phenomenon also occurs in Qohelet's writing which is the study of this paper. The word בּ֣וֹרְאֶ֔יךָ in the text of Ecclesiastes 12: 1 has the root בר which can have a variety of meanings when it is added to Nikud. While the time span from 3-2 BC century BC to the writing of Qohelet is quite far and errors in the gift of Nikud may lead to different interpretations. For this reason, a form criticism and cultural semiotics approach needs to be done to bridge this. This article is about Qohelet with the paradigm of human development that he aimed at young Jewish people at that time. Created with the approach of Cultural Semiotics and Form Criticism in the Old Testament with various book references as research aids. Bahasa Ibrani Alkitab umumnya terdiri dari huruf-huruf konsonan saja. Untuk memperoleh bunyi yang sesuai dengan aslinya, tulisan Bahasa Ibrani dibantu dengan Nikud. Hal ini menyebabkan satu kata dengan konsonan yang sama dalam Bahasa Ibrani dapat memiliki berbagai tulisan, bunyi dan menghasilkan berbagai arti yang berbeda. Hal ini menyebabkan persoalan baru dalam proses penterjemahan dan penafsiran Alkitab terutama untuk dapat menemukan makna asli dari si pengarang Alkitab. Pun demikian, proses penterjemahan dan penafsiran Alkitab ini dapat didekati dengan cara lain yaitu dengan melihat konteks asli (sitz im leben) dari pembaca pertama atau penerima pesan aslinya (milieu). Fenomena ini juga yang terjadi dalam tulisan Qohelet yang menjadi kajian dari tulisan ini. Kata בּ֣וֹרְאֶ֔יךָ dalam teks Pengkhotbah 12:1 memiliki kata dasar בר dapat menimbulkan beragam arti jika sudah ditambahi dengan Nikud. Sementara rentang waktu dari abad ke 3-2 SM masa penulisan Qohelet cukup jauh dan kesalahan dalam pemberian Nikud bisa saja menimbulkan penafsiran yang berbeda. Untuk itu, pendekatan Kritik Bentuk dan Semiotik budaya perlu dilakukan untuk menjembatani hal ini. Artikel ini adalah tentang Qohelet dengan paradigma pembangunan manusia yang ia tujukan kepada anak-anak muda Yahudi masa itu. Dibuat dengan pendekatan Semiotik Budaya dan Kritik Bentuk dalam Perjanjian Lama dengan berbagai referensi buku sebagai alat bantu penelitian.
CITATION STYLE
Wainarisi, Y. O. R. (2021). Menafsir Ulang Makna בּ֣וֹרְאֶ֔יךָ dalam Pengkotbah 12:1. Danum Pambelum: Jurnal Teologi Dan Musik Gereja, 1(1), 1–20. https://doi.org/10.54170/dp.v1i1.32
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.