Produk batik diakui dunia sebagai produk asli Indonesia dan merupakan sektor industri kreatif yang memberikan kontribusi cukup besar bagi PDB. Namun, selama ini proses produksi batik masih ditengarai belum efisien dan ramah lingkungan. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan efisiensi serta meminimasi limbah yang dihasilkan pada proses industri batik. Kegiatan pada penelitian ini meliputi beberapa langkah. Pertama, membuat value stream mapping dari proses batik dan mengukur eko-efisiensi dengan pendekatan Life Cycle Analysis (LCA). Kemudian mencari teknik untuk mereduksi inefisiensi yang disebabkan pemborosan pada proses produksi batik. Pada proses produksi batik tulis di UKM Batik Puspa Kencana ditemukan empat pemborosan, yaitu defect, inappropriate processing, overproduction, dan waiting. Value added ratio dari proses produksi yang terukur adalah sebesar 87,18%. Hasil pengukuran dengan pendekatan LCA menggunakan software SIMAPRO diperoleh eco-cost sebesar Rp. 98.734.748,41. Sedangkan Eco-Efficiency Rate (EER) sebesar 88,1%. Alternatif perbaikan proses produksi adalah dengan penerapan prinsip 5S pada proses persiapan pewarnaan dan proses pengeringan. Dengan melakukan perbaikan tersebut diperkirakan tingkat efisiensi akan naik menjadi 94,5%. Kata kunci : batik, inefisiensi, sustainable, lean production, pemborosan, LCA, value stream mapping Abstract Batik has known as Indonesian original product and it�s gives high contribution to Gross Domestic Income (GDI). However, batik production process still suspected inefficient and environmentally unfriendly. Therefore, it�s needed effort to increase efficiency and to minimize wastes caused by batik process production. In this research, have been done two step i.e. made value stream mapping of batik process production and measure eco-efficiency by Life Cycle Analysis (LCA) approach. Then looked for techniques in order to reduce inefficiency caused by process production waste. In batik tulis process production at UKM Batik Puspa Kencana have been found four wastes, that is defect, inappropriate processing, overproduction, and waiting. The value added ratio of this product is 87,18 %. The measurement result by LCA approach using SIMAPRO was obtained eco-cost in the amount of Rp. 98.734.748,41. Whereas, Eco-Efficiency Rate (EER) was 88,1%. Process production improvement alternatives is implementing 5S in colouring and drying process. By done this step, it�s estimated that efficiency level will be 94,5%. Keyword : batik, inefficiency, sustainable, lean production, waste, LCA, value stream mapping
CITATION STYLE
Rinawati, D. I., Sari, D. P., W.P., S. N., Muljadi, F., & Lestari, S. P. (2013). PENGELOLAAN PRODUKSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN AND GREEN UNTUK MENUJU INDUSTRI BATIK YANG BERKELANJUTAN (STUDI KASUS DI UKM BATIK PUSPA KENCANA). J@TI UNDIP : JURNAL TEKNIK INDUSTRI, 8(1). https://doi.org/10.12777/jati.8.1.43-50
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.