Kutai Kartanegara adalah kerajaan di bagian timur pulau Kalimantan yang mulai mengalami islamisasi pada abad ke 16. Proses islamisasi Kutai Kartanegara tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di kerajaan-kerajaan Nusantara lainnya. Kutai Kartanegara mengalami asimilasi budaya lokal dan nilai-nilai keislaman yang termanifestasikan ke dalam artefak bangunan-bangunannya termasuk pada bangunan masjid. Penelitian ini membahas mengenai karakteristik arsitektur masjid di wilayah Kutai Kartanegara dengan objek penelitian 11 bangunan masjid pada rentang waktu tahun 1789 hingga 1937. Pembatasan ini diambil dengan asumsi pada wilayah dan periode tersebut pembangunan masjid masih terpengaruh oleh kebudayaan kerajaan Kutai Kartanegara periode islam (1575 - 1960). Informasi mengenai objek penelitian diperoleh dari data sekunder berupa foto-foto yang dikumpulkan saat survei lokasi maupun pencarian arsip. Data berupa foto tersebut kemudian dilakukan sketsa ulang untuk mendapatkan bentuk dasar yang kemudian diobservasi dan dianalisa. Karakteristik masjid Kutai Kartanegara dapat dilihat pada 5 poin komponen bangunan, yakni 1) Ruang Sholat memiliki bentuk dasar persegi atau bujur sangkar simetris. 2) Mihrab memiliki bentuk simetris dengan bentuk dasar yang variatif dapat berbentuk persegi dan persegi enam. 3) Teras memiliki 3 jenis peletakan 4) Menara biasanya memiliki unsur persegi delapan, dan 5) Atap masjid berbentuk limasan bujur sangkar simetris bersusun.
CITATION STYLE
Kusuma, S. D., & Kurniawan, H. (2023). Studi Karakteristik Arsitektur Masjid di Wilayah Kesultanan Kutai Kartanegara (1789-1937). JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA, 6(1), 12–23. https://doi.org/10.37631/pendapa.v6i1.641
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.