TRADISI MAMACA MADURA DALAM TINJAUAN FALSAFAH DAN TEORI PERADABAN ISLAM

  • Arifin I
  • Suyitno A
  • Rochmiatun E
  • et al.
N/ACitations
Citations of this article
21Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Tradisi Mamaca Madura adalah tradisi yang mempunyai banyak hal menarik untuk dikaji dari berbagai sudut pandang. Artikel ini bertujuan untuk memahami hakikat tradisi tersebut ditinjau dari falsafah dan teori peradaban Islam. Metode yang digunakan dalam proses penelitian ini adalah kualitatif deskriptif analitik, Sedangkan dalam mengumpulkan data sebagai obyek penelitian adalah kajian literasi pustaka. Sebagai pisau analisis kami menggunakan beberapa teori falsafah peradaban seperti teori ashabiyah dan teori siklus . Hasil penelitian ini memberi indikasi bahwa dalam tinjauan falsafah tradisi Mamaca tidak jauh dari sejarahnya yang memiliki kekuatan nilai-nilai ajaran agama bagi masyarakat Madura sehingga dengan hal tersebut mampu menguatkan rasa solidaritas. Sedangkan menurut teori peradaban Islam, tradisi Mamaca sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibnu Khaldun dan Arnold Joseph Toynbee bahwasanya peradaban bisa dibentuk karena budaya yang terus berkembang. Menurut Ibnu Khaldun dalam teori Ashabiyahnya, peradaban terbentuk karena solidaritas yang tinggi dan Ashabiyah bisa dibentuk karena terpautnya jiwa masyarakat terhadap agama dan budaya yang legal. Dari segi eksistensinya, seperti yang dikemukakan Arnold J. Toynbee, suatu peradaban akan menemukan kehancurannya seiring pudarnya kebudayaan, karena siklus budaya adalah setiap kebudayaan yang dewasa memiliki empat tahap hidup: lahir, tumbuh, runtuh, dan silam. Tradisi Mamaca pun telah menjumpai tantangan di era berkembangnya teknologi, ia kurang diminati oleh generasi zaman sekarang bahkan mereka tidak mengerti tentang tradisi lisan ini.The Mamaca Madura tradition is a tradition that has many interesting things to study from various perspectives. This article aims to understand the nature of this tradition in terms of Islamic philosophy and theory of civilization. The method in this study uses a qualitative approach with a descriptive type. The technique used to collect the data is a literature review. Meanwhile, researchers used data description techniques to analyze the data. Research results show that the Mamaca tradition is not far from its history in terms of philosophy that this can strengthen a sense of solidarity as philosophy has a strong religious value for the Madurese. Meanwhile, according to the theory of Islamic civilization, the Mamaca tradition, as expressed by Ibn Khaldun and Arnold Joseph Toynbee, states that civilization can be formed because culture continues to develop. According to Ibn Khaldun in his theory of Ashabiyah, civilization is formed because of high solidarity and Ashabiyah can be formed because the people's soul is attached to religion and legal culture. In terms of its existence, as stated by Arnold J. Toynbee, a civilization will find its destruction as culture fades, because the cultural cycle is that every mature culture has four life stages: birth, growth, collapse, and past. The Mamaca tradition has also faced challenges in the era of technological development, it is less attractive to today's generation and they don't even understand this oral tradition.

Cite

CITATION STYLE

APA

Arifin, I., Suyitno, A., Rochmiatun, E., & Thoha, C. (2023). TRADISI MAMACA MADURA DALAM TINJAUAN FALSAFAH DAN TEORI PERADABAN ISLAM. Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam, 20(1), 89–99. https://doi.org/10.15575/al-tsaqafa.v20i1.23848

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free