Pendahuluan: Rinitis alergi merupakan reaksi inflamasi dari mukosa hidung yang diperantai oleh Imunoglobulin E yang ditandai dengan sumbatan hidung, rhinorrhea dan atau mata gatal dan atau bersin. Kompleksitas dan variabilitas rinitis sangat terlihat pada masa anak, dimana pada saat ini terjadi pematangan anatomis, fisiologis dan imunologis yang menghasilkan pola klinis yang sulit untuk dikaji dan juga dikelola. Tujuan: Memberikan pengetahuan mengenai diagnosis dan penatalaksanaan penyakit rinitis alergi pada anak sehingga dapat ditangani dengan tepat dan akurat. Tinjauan Pustaka: Prevalensi rinitis pada anak usia prasekolah 0-6 tahun bervariasi. Genetika memainkan peran penting sekitar 20% hingga 30% dari populasi umum dan 10% hingga 15% anak-anak mengalami atopik. Perkembangan penyakit atopik pada anak mengikuti pola atopic march, dimulai dari dermatitis atopik pada saat bayi, kemudian diikuti oleh alergi makanan, rinitis alergi dan asma. Kerjasama yang optimal antara pasien, pengasuh dan tenaga medis yang profesional dapat membantu memaksimalkan respons terhadap pengobatan rinitis alergi pada anak Kesimpulan: Rinitis alergi pada anak lebih bersifat intermiten dan memiliki lebih sedikit gejala tetapi lebih banyak komorbiditas dibandingkan dewasa. Keadaan RA tidak hanya menurunkan kualitas hidup dan kualitas belajar, tetapi juga meningkatkan risiko beberapa kondisi seperti asma, rinosinusitis dan otitis media efusi. Penatalaksanaan farmakoterapi rinitis alergi dapat menggunakan antihistamin generasi kedua, intranasal kortikosteroid, dekongestan nasal spray, mast stabilizer, irigasi nasal saline dan imunoterapi yang disesuaikan menurut usia dan berat badan. Kata kunci: rinitis alergi pada anak, atopic march, imunoglobulin e
CITATION STYLE
Julianda, W. (2023). Rinitis Alergi pada Anak. Jurnal Otorinolaringologi Kepala Dan Leher Indonesia, 2(1). https://doi.org/10.25077/jokli.v2i1.16
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.