Acne is a skin disease in which there is a buildup of oil that causes clogged facial skin pores, triggering bacterial activity and inflammation. Antibacterial is a substance that can inhibit the growth of bacteria that can kill acne bacteria. Lavender oil is known to contain active compounds that have antibacterial activity. The purpose of this study was to determine the characteristics of lavender oil as an alternative pharmaceutical ingredient. Oil characterization was carried out by organoleptic testing and content analysis using the Gas Chromatography Mass Spectroscopy (GC-MS) method. The results showed that lavender oil has a liquid form, white to yellow in color, with a characteristic aromatic odor of lavender oil and contains alpha pinene (0.44%), camphene (0.30%), beta pinene (0.41%), beta mycene (1.11%), acetic acid (0.74%), limonene (1.50%), cineole (4.72), linalool (36.55%), camphor (3.16%), terpinine- 4-ol (2.07%), linalyl acetate (32.54), geranyl acetate (1.79%), nerly acetate (1.14%), and caryophyllene (7.55%), with high content of linalool and linalyl acetate, lavender oil can be an alternative active ingredient in pharmaceutical preparations which are known to have antibacterial activity. Jerawat adalah penyakit kulit dengan adanya penumpukan minyak yang menyebabkan pori-pori kulit wajah tersumbat sehingga memicu aktivitas bakteri dan peradangan. Antibakteri merupakan zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang dapat membunuh bakteri jerawat. Minyak lavender diketahui mengandung senyawa-senyawa aktif yang memiliki aktivitas antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik minyak lavender sebagai bahan alternatif sediaan farmasi. Karakterisasi minyak dilakukan pengujian organoleptik dan analis kandungan menggunakan metode Gas Chromatography Mass Spectroscopy (GC-MS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak lavender memiliki bentuk cairan, berwarna putih kuning, dengan bau khas aromatik minyak lavender dan mengandung senyawa alpha pinene (0,44%), camphene (0,30%), beta pinene (0,41%), beta mycene (1,11%), asam asetat (0,74%), limonene (1,50%), cineole (4,72), linalool (36,55%), camphor (3,16%), terpinine-4-ol (2,07%), linalil asetat (32,54), geranil asetat (1,79%), nerly asetat (1,14%), dan caryophyllene (7,55%), dengan tingginya kandungan linalool dan linalyl asetat maka minyak lavender dapat menjadi alternatif bahan aktif sediaan farmasi yang diketahui memiliki aktivitas antibakteri.
CITATION STYLE
Nuriska, H., Mulyanti, D., & Ratih Aryani. (2023). KARAKTERISASI MINYAK LAVENDER (Lavandula angustifolia) UNTUK ALTERNATIF BAHAN AKTIF SEDIAAN FARMASI. Bandung Conference Series: Pharmacy, 483–486. https://doi.org/10.29313/bcsp.v3i2.8914
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.