Latar belakang. Kandidemia menjadi salah satu masalah di PICU, angka ejadiannya meningkat setiap tahun dengan angka kematian yang tinggi, serta memperpanjang masa rawat di rumah sakit. Sampai saat ini, data insidens kandidemia pada anak masih terbatas.Tujuan. Mengetahui insidens kandidemia di PICU RSCM.Metode. Penelitian retrospektif dilakukan di RS Cipto Mangunkusumo dengan mencatat data rekam medis pasien kandidemia pada anak periode 1 Januari 2013 sampai 31 Desember 2014. Hasil. Didapatkan 32 kejadian kandidemia dalam kurun waktu pengambilan data. Median usia pasien 12,8 bulan, 57,7% berjenis kelamin laki-laki. Sebagian besar pasien mengalami gizi kurang, 69,2% kasus bedah dan 30,8% non bedah. Penggunaan steroid 11,5%. Selama perawatan di PICU, 96,2% pasien menggunakan ETT, 100% menggunakan kateter vena sentral dan kateter urin. Pasien yang menggunakan antibiotik >15 hari 80,8%. Median skor awal PELOD adalah 12. Median waktu pemberian anti jamur 15,8 hari perawatan di PICU, luaran hidup 65,4%, rerata lama rawat PICU 25,8 hari. Penyakit yang mendasari perawatan di PICU 7,7% infeksi saluran pernapasan, 3,8% infeksi sistem saraf, 19,2% syok sepsis, 3,8% pascabedah kepala leher, 11,5% pasca bedah dada, dan 53,8 pasca bedah abdomen. Rerata lama pemggunaan ETT 10,04 hari, kateter vena sentral 15,65 hari, dan kateter urin 11,15 hari. Jenis kandida terbanyak adalah kandida parapsilosis. Lebih dari dua antibiotik diberikan pada 76,8% pasien sebelum mendapatkan anti jamur.Kesimpulan. Kejadian kandidemia serupa dengan negara berkembang lainnya dan ditemukan meningkat pada pasien dengan status gizi kurang, pasacabedah, penggunaan alat medis invasif, dan penggunaa antibiotik >15 hari.
CITATION STYLE
Indrawan, D. K., Pudjiadi, A. H., & Latief, A. L. (2017). Insidens Kandidemia di Paediatric Intensive Care Unit Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo. Sari Pediatri, 18(3), 182. https://doi.org/10.14238/sp18.3.2016.182-6
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.