Biometana dari POME (palm oil mill effluent) merupakan energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan sebagai substitusi gas alam dan LPG. Produksi biometana dapat mencapai 10% dari konsumsi gas bumi saat ini atau setara dengan 20% dari konsumsi LPG bila keseluruhan kapasitas produksi pabrik kelapa sawit dioptimalkan. Salah satu teknologi untuk produksi biometana yang sudah komersial untuk skala industri adalah water scrubber. Penerapan teknologi ini, khususnya di pabrik kelapa sawit Sei Pagar, Riau dengan kapasitas 250 Nm3/jam, belum ekonomis. Makalah ini bertujuan untuk melakukan kajian tekno ekonomi upgrading biogas berbasis POME dengan teknologi water scrubber. Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan, biaya investasi upgrading biogas plant mencapai 53,2 miliar rupiah, sedangkan biaya operasi dan perawatannya mencapai 8,3 miliar rupiah. Harga biometana masih lebih mahal dari pada harga gas bumi sebesar 5,62 USD/MMBTU. Pada harga gas di atas 18,5 USD/MMBTU, upgrading biogas plant layak untuk dikembangkan. Kendala yang dihadapi dalam mencapai kelayakan adalah biaya investasi yang mahal serta harga gas bumi yang lebih murah. Berbagai kebijakan seperti transisi energi dan feed in tariff untuk energi terbarukan serta penerapan biaya eksternalitas dan depletion premium untuk energi fosil diharapkan dapat mendorong kelayakan penggunaan biometana berbasis POME di masa mendatang.
CITATION STYLE
Sugiyono, A., Juwita, A. R., Hastuti, Z. D., & Fitriana, I. (2019). Kajian Tekno Ekonomi Upgrading Biogas Berbasis POME Dengan Teknologi Water Scrubber. JTERA (Jurnal Teknologi Rekayasa), 4(1), 61. https://doi.org/10.31544/jtera.v4.i1.2019.61-68
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.