Kegiatan menongkah pada awalnya menjadi livelihood utama Suku Duano untuk memenuhi kebutuhan hidup karena terjadinya degradasi lingkungan yang menimbulkan perubahan bio-fisik yang menyebabkan Suku Duano tidak lagi dapat mengarungi lautan untuk menangkap ikan sehingga menetap dengan menangkap kerang darah (Anadara granosa) yang berlimpah pada daerah lumpur Indragiri Hilir. Kegiatan menongkah dilakukan menggunakan papan tongkah sebagai tumpuan menangkap kerang diatas lumpur. Papan tongkah digunakan sebagai bentuk adaptasi teknologi oleh Suku Duano terhadap lingkungan bio-fisik yang berlumpur. Livelihood dengan menongkah telah dilakukan sejak dahulu kala secara turun-temurun oleh masyarakat Suku Duano, sehingga budaya menongkah Suku Duano merupakan warisan yang perlu dilestarikan. Dengan dukungan pemerintah, kegiatan menongkah dijadikan sebagai salah satu festival budaya tahunan yang masuk dalam kalender wisata budaya Provinsi Riau. Lingkungan yang menjadi habitat kerang darah (Anadara granosa) perlu dijaga agar eksistensi livelihood dan kebudayaan Suku Duano dalam menongkah tetap terjaga.
CITATION STYLE
Vitasari, Amrivo, V., Ismail, K., & Yulikasari, T. E. (2023). Perkembangan Livelihood Menongkah Suku Duano menjadi Festival Budaya Masyarakat Indragiri Hilir. Jurnal Ekologi, Masyarakat Dan Sains, 4(1), 38–43. https://doi.org/10.55448/ems.v4i1.89
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.